5 Daerah Langka Minyak Goreng dan Dugaan Menimbun Jutaan Kilogram

oleh -396 views
Minyak goreng langka. (Foto int)

JAKARTA.DIMENSINEWS—

Dalam sepekan terakhir minyak goreng menjadi barang langka di sejumlah pasar dan toko modern ritel di Indonesia. Meski pemerintah telah memberikan subsidi minyak goreng menjadi Rp14 ribu per liter sejak awal, kelangkaan masih ditemui di berbagai daerah bahkan kota besar. Antrean warga memburu minyak goreng juga terlihat di beberapa supermarket dan mini market.

Kelangkaan minyak goreng diperparah parah dengan kemunculan kasus penimbunan yang tertangkap mulai dari Makassar hingga Sumatra Utara.
Berikut daftar daerah-daerah yang mengalami kelangkaan minyak goreng dan ditemukan kasus penimbunan:

1. Sumatra Utara
Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi geram setelah mengetahui 1,1 juta kg minyak goreng kemasan ditimbun di salah satu gudang di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.

“Di tengah kesulitan masyarakat saat ini, masih ada saja pasti oknum-oknum yang cari kesempatan,” ujar Edy dalam Instagram nya, Sabtu (19/2).
Edy menduga di balik kelangkaan minyak goreng di Sumut belakangan ini, pasti ada pemain yang sengaja melakukan penimbunan. Karena itu, Edy langsung meminta Satgas Pangan melakukan penelusuran.

“Kuat dugaan saya, di balik kelangkaan minyak goreng belakangan ini pasti ada pemain di belakangnya. Karenanya saya minta Satgas Pangan melacak siapa ini pemainnya. Dan benar dugaan saya, kita akhirnya berhasil menemukan sekitar 1,1 juta kilogram produk minyak goreng kemasan yang ditimbun dalam gudang suatu produsen di Kabupaten Deli Serdang,” paparnya.

2. Lampung
Di daerah Bandar Lampung, ratusan warga yang didominasi oleh emak-emak rela mengantre dan berdesakan untuk membeli minyak goreng murah di salah satu gerai ritel modern di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Kedaton, Jumat (18/2).

Antrean juga terjadi di luar Kota Bandar Lampung, seperti di Desa Hajimena dan Candimas, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Fitrinof, gerai ritel modern yang menawarkan harga minyak goreng sesuai HET menerapkan sistem bak pemilu. Setiap pembeli diwajibkan mencelupkan jari mereka dalam tinta untuk menandakan bahwa konsumen tersebut telah membeli maksimal 2 liter.
Tujuannya, agar harga minyak goreng murah diperoleh sebanyak-banyaknya warga sesuai ketersedian.

Lokasi lainnya, yakni di Chandra Superstore Tanjungkarang bersama PT Tunas Baru Lampung menggelar operasi pasar minyak goreng. Di lokasi itu, ratusan warga antre dengan tertib untuk mendapatkan minyak goreng murah.

Selain di Kota Bandar Lampung, ribuan liter minyak goreng yang digelar oleh Disperindag Kota Metro melalui operasi pasar, Jumat (18/2) pagi tadi juga ludes diserbu warga. Mulai pukul 07.00 WIB, warga Kota Metro mendatangi operasi pasar tersebut.

Mereka pun harus rela mengantre dan berdesakan untuk mendapatkan minyak goreng kemasan 2 liter Rp 28 ribu. Salah seorang warga, Rita kepada CNNIndonesia.com mengatakan sejak minyak goreng langka, ia hanya bisa mendapatkan minyak goreng hanya melalui operasi pasar tersebut.

“Ya mau bagaimana lagi, minyak goreng di pasaran sekarang ini susah didapat. Ada operasi pasar dari Disperindag Kota Metro inilah, saya dapat minyak goreng,” terang dia.

Bahkan, beberapa warga di Provinsi Lampung terpaksa menggunakan margarin (mentega) untuk menggoreng makanan sebagai pengganti minyak goreng meski harganya lebih mahal.

Seorang ibu rumah tangga (IRT), Ningsih (43), warga Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan mengaku ia terpaksa menggoreng dengan margarin karena minyak goreng baik itu di warung-warung maupun toko waralaba seperti Indomaret dan Alfamart kosong.
“Karena minyak goreng langka, ya terpaksa saya pakai mentega untuk menggoreng makanan tempe dan lainnya. Sudah lima hari ini saya pakai mentega,” ucapnya.

Ia mengatakan tidak hanya dirinya saja yang menggunakan mentega. Para ibu rumah tangga lainnya di Kecamatan Sidomulyo pun sama menggunakan mentega sebagai pengganti minyak goreng.
“Saat ini warga kesulitan mau cari dan beli kemana minyak goreng, sebab dimana-mana langka alias menghilang,”kata dia.

3. Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkap penyebab kelangkaan minyak goreng di wilayahnya. Yakni, penyaluran dari distributor yang lamban.

Sebab, ia menilai pemerintah telah menggelontorkan ribuan liter ke pasar sejak penetapan satu harga minyak goreng.

“Selain karena tingginya minat masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng harga eceran tertinggi (HET), juga karena terlambatnya pengiriman barang oleh distributor,” tutur Khofifah, Selasa (8/2).

Padahal, kelangkaan minyak goreng seharusnya tidak terjadi, mengingat kebutuhan minyak goreng masyarakat Jatim mencapai 59.000 ton per bulan mampu terpenuhi dengan kapasitas produksi pabrik yang mencapai 62.000 ton/bulan.

“Artinya, terdapat surplus sebesar 3.000 ton,” terang dia.
Namun, kata dia, saat turun ke lapangan, justru didapati banyak toko-toko ritel modern yang juga tidak mendapatkan suplai minyak goreng bahkan sampai satu pekan.

Tentunya, kata Khofifah, kondisi ini semakin mempersulit masyarakat yang tidak bisa mendapatkan minyak goreng dengan HET yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Saya mohon kerja samanya kepada pada para distributor agar mempercepat proses penyaluran minyak goreng subsidi ke seluruh pasar, baik modern, ritel, tradisional, hingga warung-warung kecil,” pinta Khofifah.

Khofifah menegaskan pentingnya rantai pasok dalam pengendalian harga minyak goreng di pasaran. Menurutnya, jika ada satu bagian yang tersendat atau bermasalah, maka hal itu akan mengganggu ketersediaan barang di pasaran.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi pun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik di Jawa Timur yakni pasar di Surabaya dan distributor minyak goreng di Sidoarjo, Jumat (18/2).

Lokasi pertama yang didatangi Lutfi ialah pasar Tambakrejo. Di sana ia terkejut mendengar penjelasan para pedagang soal harga minyak goreng curah yang masih tinggi.

Pedagang mengatakan harga minyak curah goreng yang dijual di Pasar Tambakrejo Surabaya masih tinggi yakni berkisar Rp15-17 ribu per liter.

4. Sulawesi Selatan
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengancam akan melaporkan ke pihak kepolisian jika pengusaha distributor melakukan penimbunan minyak goreng.

“Jadi saya kira, kami Pemkot Makassar, bersama TNI Pori, sekali lagi menegaskan menimbun [minyak goreng] di saat seperti ini adalah pidana,” tegas Wali Kota Makassar, Selasa (1/2).

Satuan Tugas Pangan Polda Sulawesi Selatan mengatakan akan menyelidiki dugaan penimbunan minyak goreng jika terdapat laporan.
“Tentunya jika ada laporan terkait dugaan penimbunan minyak goreng itu, pasti akan kita lidik,” kata Ketua Tim Satgas Pangan Polda Sulsel, Kompol Indra Waspada, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (2/2).

Sebelumnya, sejumlah distributor minyak goreng kemasan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terus dipantau Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Satgas Pangan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Satpol PP.

Satu dari ketiga distributor itu telah melakukan penyaluran minyak goreng ke ritel dengan harga sesuai peraturan Menteri Perdagangan nomor 3 Tahun 2022 tentang penetapan harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter. Sementara dua lainnya, stok minyak goreng di gudangnya kosong.

Permasalahannya, dari pihak produsen ini yang masih banyak menahan barang ke distributorsehingga kacau pasokan penjualan minyak goreng di pasar. Namun kita terus memantau distributor lainnya,” ujar Kadis Perdagangan Sulsel, Ashari F. Radjamilo, Selasa (1/2).

5. Serang
Aggota DPRD Kabupaten Serang Riky Suhendra menemukan dugaan penimbunan minyak goreng di sebuah toko waralaba saat melakukan sidak di Kecamatan Anyer, Serang, Banten, Jumat (18/2).

Dugaan penimbunan lantaran minyak goreng disimpan di gudang dan tidak ditaruh di etalase toko. Ia curiga masyarakat yang datang untuk membeli minyak goreng dengan harga yang dipatok pemerintah, urung berbelanja karena tidak mendapati minyak goreng dipajang di etalase.

“Dari enam toko yang saya cek, tiga di antaranya melanggar. Mereka menyimpan minyak goreng di tumpukan barang-barang di gudang toko. Nggak ditaruh di rak jualan, makanya masyarakat nggak pernah dapat pas nyari minyak goreng,” imbuhnya.

Kecurigaannya, lanjut Riky, setiap masyarakat yang datang menanyakan ketersediaan minyak goreng, maka akan dijawab habis atau persediaan sedang kosong.
Namun, dari penelusurannya, para pekerja itu mengklaim hanya mendapat perintah dari atasan atau pemilik toko.

“Nggak tahu kenapa disuruh nahan dulu di gudang. Mungkin biar makin susah dapat, harga naik, baru dijual kali,” ujarnya menduga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *