Wabup: Stok Migor Aman, Masyarakat Jangan Panic Buying

oleh -354 views
Wabup Berau Gamalis bersama Kadisperindagkop Berau Salim, menggelar pers rilis terkait kondisi kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Berau, Kamis (10/3/2022) sore. (foto dok dimensinews)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –

Kondisi kelangkaan minyak goreng yang terjadi beberapa pekan di Kabupaten Berau, membuat semua pihak mengambil langkah cepat, termasuk Wakil Bupati Berau dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Berau.

“Sudah kita bahas bersama Disperindagkop, para agen, distributor dan retail-retail yang ada di Berau. Dan hasilnya, stok minyak goreng ini sebenarnya ada, hanya saja kepanikan masyarakat membuat ketersediaan minyak ini menjadi langka,” jelas Wabup Berau, Gamalis, saat pers rilis bersama Kadisperindagkop Berau, Salim, Kamis (10/3/2022) sore, di cafe lapangan golf Murjani.

Dijelaskan Gamalis, semua pihak sudah melakukan berbagai upaya agar tidak terjadi kelangkaan minyak goreng. Seperti yang dilakukan Disperindagkop Berau dengan menggelar pasar murah, dengan harga sesuai HET dari pusat. Selain itu para agen juga melaporkan bahwa stok minyak yang masuk ke Berau, langsung didistribusikan ke retail-retail.

“Jadi tidak mungkin kalau terjadi penumpukan migor di gudang agen. Saya juga sudah meminta jaminan kepada retail yang ada, bagaimana agar stok migor ini bisa tersedia, dan mereka menyanggupinya, karena memang migor akan terus masuk ke Berau,” tambahnya.

Dengan adanya kepastian tersebut, dikatakan Gamalis, juga menjadi salah satu antisipasi terjadinya kerumunan masyarakat saat mengantre untuk mendapatkan migor sesuai HET, seperti yang dilakukan Disperindagkop Berau.

Kadisperindagkop Berau, Salim, menyebut, hasil pertemuan dari 4 agen (PT Sumber Jaya Mas, PT Bintang Borneo Permai, PT Pulau Baru Sentosa dan PT Wings Food) dan 19 retail seperti Alfamidi dan minimarket lainnya, informasi yang masuk per hari ini stok migor di agen dan retail tersebut mencukupi atau tidak kosong.

“Kemudian kita tahu bahwa masalahnya yakni ketika distribusi dari agen dan retail ke konsumen ini terjadi Miss communication. Sehingga, dampaknya terjadi panic buying. Apalagi mendekati bulan Ramadhan, dimana biasanya para ibu rumah tangga menyetok kebutuhan dapur ini, karena khawatir saat puasa nanti kosong,” jelas Salim.

Retail yang ada pun, sudah mencoba melakukan pembatasan pembelian migor ini dengan beragam cara. Mulai dari pemberlakukan syarat KTP dan KK, pemberian tinta di jari seperti saat Pemilu, bahkan dengan sistem paket sembako, dimana warga harus membeli migor dengan gabungan item lainnya seperti beras, gula, dan susu.

“Mereka sudah melakukan semua itu agar tidak terjadi pembelian berulang. Untuk itu, tadi juga dibahas bagaimana ke depannya agar regulasi pembelian migor ini bisa tertib. Dan saya bersama pak Wabup akan menghadap Bupati dengan membawa hasil rapat ini. Sehingga nantinya bisa dibuat surat edaran atau Perbup, yang mengatur regulasi penjualan minyak goreng di Berau. (RIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *