Pertambangan Masih Jadi Penyumbang PAD Terbesar Bagi Berau

oleh -801 views

Fakta menunjukkan bahwa industri pertambangan batu bara masih memberi kontribusi terbesar bagi pembangunan daerah hingga negara, tak terkecuali di Kabupaten Berau. Dan kehadiran PT Berau Coal sebagai pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama sejak 1983, menjadi bagian penting kemajuan Bumi Batiwakkal khususnya untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Tak hanya itu, dari data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) kontribusi pertambangan batu bara bagi pembangunan Berau terlihat jelas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau setiap tahunnya yang berada di angka 80-85 persen. Dimana untuk dana perimbangan pusat 55-65 persennya dari Dana Bagi Hasil (DBH) Mineral dan Batu bara (Minerba).

“Sekitar 85 persen APBD disokong dana transfer pusat. Sedangkan PAD Berau sendiri masih sekitar 10-15 persen. Artinya, secara khusus Kabupaten Berau masih sangat bergantung dari dana perimbangan,” jelas Kepala Bapenda Berau, Sri Eka Takariyati.

Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berau yang lebih dari 50 persen disumbang sektor pertambangan dan penggalian. Untuk diketahui, PDRB adalah satu dari sekian indikator penting untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.

Berdasarkan data BPS, dari 17 sektor lapangan usaha penyumbang PDRB Kabupaten Berau, sektor pertambangan dan penggalian secara fluktuatif mengisi 60 persen perhitungan PDRB setiap tahun setidaknya dalam catatan lima tahun terakhir.

“Setiap tahunnya, sektor pertambangan bisa memberikan 60 persen PDRB bagi Berau, bahkan angka tersebut bisa lebih. Dengan kata lain, batu bara menjadi penyumbang pendanaan pembangunan selama puluhan tahun,” ungkap Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis BPS Berau, Lita Hakim. 

Bupati Berau, Sri Juniarsih juga mengakui keberadaan PT Berau Coal memberi dampak terbesar bagi PDRB dan geliat ekonomi daerah. Yang pada akhirnya menggerakkan banyak sektor mulai yang paling kecil sampai skala industri lintas segmen. Multiplier effect pada sektor lain seperti UMKM, perhotelan, pariwisata, jasa dan sebagainya juga menjadi bukti lain betapa besarnya peran keberadaan tambang tersebut.

“Kita juga menerima dana perimbangan dari pemerintah pusat yang dominan dari sisi DBH Minerba yang menjadi modal pemerintah daerah menjalankan agenda pembangunan. Itu semua merupakan hasil dari keberadaan tambang,” kata Bupati perempuan pertama di Bumi Batiwakkal ini.

Dampak dari sektor penyumbang PDRB terbesar, yakni pengaruhnya bagi sektor usaha lain, yang terlihat apabila kinerja sektor pertambangan mengalami peningkatan, maka akan berdampak kenaikan bagi hampir semua sektor ekonomi. 

Misalnya, sektor usaha transportasi laut, perdagangan, perhotelan, UMKM, jasa dan sebagainya akan otomatis meningkat apabila sektor pertambangan mengalami peningkatan dari sisi kinerja produksi dan harga jual. Hal sebaliknya akan terjadi jika kinerja pertambangan merosot, maka akan merontokkan kinerja banyak sektor usaha lainnya.

Contohnya, pertumbuhan ekonomi menurun pada 2020 karena pandemi COVID-19 dan menurunnya kinerja sektor pertambangan. Itu membuktikan bahwa jika kinerja pertambangan meningkat, akan turut mendorong peningkatan sektor-sektor lainnya. Jadi sangat sulit membayangkan prospek pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau tanpa sektor pertambangan batu bara.

Keberadaan pertambangan batu bara selama ini telah berhasil mendorong masuknya investasi di berbagai sektor di Kabupaten Berau. Di samping itu, keberadaan tambang ini juga yang mengundang orang luar datang ke kabupaten dengan beragam keperluan lalu menggeliatkan ekonomi. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *