Cek Fakta: Malas Cuci Tangan Picu Hepatitis Akut

oleh -284 views
Lomba cuci tangan pakai sabun di Kampung Pulau Besing. (foto Helda/Dimensinews)

PARA ahli mengungkapkan bahwa banyak faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak. Salah satunya adalah malas mencuci tangan.

Salah satu dokter relawan untuk kasus COVID-19 di Indonesia, dr. Muhammad Fajri Adda’i mengungkapkan, tidak disiplin membiasakan hidup bersih bisa memicu munculnya kasus hepatitis akut di lingkungan sekolah maupun kampus.

Oleh karena itu, dr. Fajri mengimbau pada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan tangan, terlebih sebelum makan, selepas beraktivitas di luar rumah, dan setelah menggunakan toilet. Sebab, virus bisa saja terdapat di tangan atau makanan, sehingga mengakibatkan munculnya hepatitis akut.

Mengenali Pemicu Lainnya

Selain malas mencuci tangan, hepatitis akut bisa muncul karena beberapa faktor lainnya. Tidak menjaga kebersihan makanan, misalnya. Bukan tanpa alasan, hepatitis secara umum terjadi melalui makanan yang sudah terkontaminasi atau oral. Lalu, pastikan untuk menjaga jarak atau menghindari pertemuan, terlebih bertemu orang sakit. Tak berbeda jauh seperti pandemi COVID-19, pertemuan bisa diadakan secara daring.

Sementara itu, penularan penyakit hepatitis akut diduga terjadi melalui saluran pencernaan dan pernapasan anak. Hal ini membuat orangtua harus meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan.

Mencegah Hepatitis Akut

Pencegahan hepatitis akut lebih berfokus pada disiplin menerapkan protokol kesehatan. Terutama pada anak yang berusia kurang dari 6 tahun yang memang rentan mengidap masalah kesehatan ini. Selain selalu membiasakan mencuci tangan, sebaiknya mulailah biasakan anak untuk memakai masker, terlebih saat melakukan aktivitas di luar rumah.

Saran bagi orangtua, sebaiknya tunda mengajak anak beraktivitas di tempat terbuka yang dikunjungi banyak orang. Misalnya, kolam renang, taman bermain, atau taman umum. Sebab, penularan sangat mudah terjadi melalui kontak fisik dari pengidap yang tidak sengaja menyentuh benda di tempat tersebut. Hindari juga berkunjung ke rumah sakit atau menjenguk orang sakit karena bisa meningkatkan risiko terjadinya penularan.

Tak ketinggalan, ayah dan ibu juga harus memastikan bahwa anak-anak tidak bertukar pemakaian barang pribadi dengan anak atau orang lain. Termasuk peralatan makan, alat tulis, pakaian, handuk, peralatan mandi, hingga sepatu dan tempat tidur. Pasalnya, penularan juga sangat mudah terjadi melalui tukar-menukar barang.

Diduga Terjadi karena Adenovirus

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa hepatitis akut diduga terjadi karena infeksi virus jenis Adenovirus strain 41. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Adenovirus merupakan patogen umum yang menjadi penyebab utama infeksi pada pencernaan dengan gejala yang bervariasi.

Pilek, diare, dan muntah adalah gejala yang sering muncul pada seseorang yang terinfeksi Adenovirus. Dalam perkembangannya, komplikasi langka yang diduga berasal dari virus inilah yang memicu hepatitis akut.

Adenovirus umumnya ditularkan saat seseorang melakukan kontak fisik terhadap permukaan yang telah terkontaminasi, atau bisa juga melalui jalur pernapasan. Nah, orang-orang yang terdiagnosis hepatitis akut saat ini menunjukkan gejala gangguan pencernaan seperti sakit perut, muntah, dan diare.

Setelahnya, barulah tubuh menunjukkan puncak gejala, yang berupa peningkatan enzim pada organ hati yang mengarah pada hepatitis akut. Menariknya, sebagian besar pengidap penyakit misterius ini tidak mengalami demam. (halodoc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *