Kapal Feri Tidak Memungkinkan, Gunakan LCT Untuk Penyeberangan

oleh -678 views
Rakor terkait penutupan jembatan Sambaliung, Rabu (7/9/2022) di Balai Mufakat. (Dok)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –

Dalam rapat koordinasi terkait penutupan jembatan Sambaliung, Rabu (7/9/2022) di Balai Mufakat, Bupati Berau Sri Juniarsih Mas menyampaikan bahwa penggunaan kapal Feri dinilai tidak memungkinkan. Sehingga menggunakan kapal LCT (landing craft tank) yang biasa digunakan mengangkut batu bara atau alat berat lainya.

Mengapa tidak memungkinkan, karena sebelumnya Pemkab Berau pernah mengundang ASDP Feri (Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan) datang ke Berau, untuk melakukan orientasi lapangan. Saat monitoring itu, ternyata kapal Feri juga tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai alat transportasi penyeberangan ketika jembatan ditutup.

“Kapal Feri ini tingginya 15 meter, sementara, ketinggian jembatan dengan kondisi air surut hanya 7,3 meter. Belum lagi alur sungai sempit dan dangkal. Jadi itu tidak bisa,” katanya.

Akhirnya dalam rapat koordinasi tadi pagi, Pemkab Berau meminta dukungan dan bantuan pengadaan kapal LCT kepada sejumlah perusahaan di Kabupaten Berau.

Dalam rakor itu, Bupati Berau juga memberi deadline selama 3 hari kepada sejumlah perwakilan perusahaan tersebut untuk menyampaikan rembuk internal masing-masing perusahaan dalam rangka menyediakan LCT.

Dalam rakor ini , pemkab Berau mengundang perusahaan perwakilan dari sektor pertambangan dan perkebunan.

“Dalam waktu 3 hari, perwakilan dari pihak swasta paling tidak sudah menyampaikan ke kami, bagaimana laporan dan rekomendasi masing-masing internal perushaan. Itu saya tunggu,” terang Sri Juniarsih.

Menurutnya, apabila sampai waktu pelaksanaan perbaikan jembatan LCT nya tidak disiapkan, maka bisa dipastikan jembatan Sambaliung batal dilakukan.

Untuk itu, dirinya meminta kepada pihak swasta, yang telah dibentuk timnya, dapat berpartisipasi dalam membantu pemerintah daerah mencari solusi, agar masyarakat tidak menunggu terlalu lama perbaikan jembatan Sambaliung.

“Kami tidak ingin tertunda perbaikannya. Kami juga khawatir, kalau koordinasi terkait penyiapan LCT ini terlalu lama, maka jembatan ini semakin rapuh, sehingga berdampak pada keselamatan masyarakat penggunanya,” terangnya.

Sementara itu, ditambahkan Asisten bidang pembangunan dan perekonomian Sekretariat Berau, Agus Wahyudi bahwa rakor yang digelar ini, merupakan rapat akhir penutupan jembatan.

Beberapa waktu lalu kata dia, jembatan memang sempat akan ditutup, namun ada masukan dari Dishub Provinsi Kaltim, agar moda penyeberangannya harus menggunakan kapal Feri. Adapun LCT, sudah tidak dibenarkan dalam mengangkut penumpang manusia dan barang.

Sehingganya Pemkab Berau juga mengundang ASDP Feri datang ke Berau, untuk melakukan orientasi lapangan. Saat monitoring itu, ternyata kapal Feri juga tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai alat transportasi penyeberangan ketika jembatan ditutup.

Maka, salah satu jalan terakhir adalah kembali ke penggunaan LCT, untuk mengatasi kedaruratan. Dikatakannya, perbaikan jembatan Sambaliung, merupakan kegiatan kewenangan Pemprov Kaltim. Namun, Pemkab Berau diminta membantu, lantaran banyak kegiatan masyarakat Berau di sana.

“Yang pemprov anggarkan, hanya sampai pada pembuatan jetty saja. Sementara mobilisasi kendaraan dan manusia, Kabupaten menangani,” jelasnya.

Diakuinya, hal itu tidak terantisipasi di DPA Berau. Sehingga, pihaknya meminta bantu pihak ketiga dalam menyiapkan mobilisasi tersebut. Apalagi, jika sesuai rencana Minggu ketiga, jembatan sudah ditutup.

Disebutkan Agus Wahyudi, kalau dalam rakor sudah ada penerapan siapa koordinatornya, dan siapa saja anggotanya, dalam rangka mencari LCT. Karena berdasarkan schedule, minggu ketiga September harus sudah ditutup. (hel/adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.