Wujudkan Balita yang Bebas Gizi Kurang

oleh -520 views
Dinkes Berau gelar Rakor lintas sektor program gizi Gerakan Lasgita, yakni gerakan bersama wujudkan kelas gizi balita, Rabu (12/10/2022). Dok dimensinews

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Dinas Kesehatan Berau menggelar rapat koordinasi lintas sektor program gizi Gerakan Lasgita, yakni gerakan bersama wujudkan kelas gizi balita, di ruang Kakaban, Kantor Bupati Berau, Rabu (12/10/2022).

Selain Dinkes Berau, acara itu juga dihadiri Asisten I Setkab Berau Hendratno, Kepala Dinas Sosial Berau Iswahyudi, perwakilan Dinas Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian dan sejumlah OPD terkait lainnya.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Suhartini mengatakan, saat ini pihaknya bersama instansi terkait fokus pada penyelesaian permasalahan ancamam kekurangan gizi pada balita, maupun stunting bagi balita di Bumi Batiwakkal.

Menurutnya, harus disadari balita merupakan bagian penting dari masa pertumbuhan. Untuk memperbaiki masalah gizi masyarakat, dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari kandungan hingga usia 2 tahun.

Tetapi, apabila di masa itu sudah terjadi kekurangan gizi, sangat tidak baik bagi tumbuh kembang anak kedepannya. Sehingga, harus dilakukan intervensi, jangan sampai kekurangan gizi itu nantinya, berdampak pada berat badan kurang, stuntit, atau berat balita nya gizi kurang.

“Karena untuk dalam menentukan ada 3 indikator, yakni berat badan per umur, tinggi badan per umur dan dan berat badan per tinggi badan sesuai dengan kemenkes. Sehingga perlu dievaluasi dan intervensi cepat,” jelasnya.

Jangan sampai kata dia, karena kurangnya perhatian dan penanganan, balita di Berau mengalami gizi kronis yang pada akhir mengalami gizi buruk dan stunting.

Persiapan inilah yang coba menjadi lokus utama agar dapat diantisipasi, melalui gerakan bersama mewujudkan kelas gizi balita.

“Karena ini semua hanya bisa dilakukan dengan bekerjasama antar semua sektor. Baik itu orang tua, masyarakat, hingga instansi pemerintah terkait, bahkan swasta. Karena penyebabnya ini adalah multi faktor,” jelasnya.

Kampanye terhadap penanganan gizi kurang ini juga terus dilakukan secara intensif. Dikatakannya juga usai menggelar bulan timbang beberapa waktu lalu, bagi anak yang tidak ikut posyandu sudah dilakukan sweeping.

Jumlahnya pun cukup banyak, yakni dari balita saja sudah 21 ribu dan yang datang di timbang ada 13 ribu. Dan ada sekira 1800 balita yang mengalami stuntit.

“Jadi stuntit ini dilihat berdasarkan indikator tinggi badan per umur. Tapi dari semua OPD yang terkait tadi sudah melakukan gerakan melakukan intervensi, dan kami berharap itu bisa menurunkan angka stunting di Berau,” terangnya.

Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setkab Berau, Hendratno menjelaskan, penanganan gizi kurang pada balita, menjadi perhatian dan fokus Pemkab Berau, dalam rangka mewujudkan generasi sehat, energik, dan cerdas.

Melalui rakor itu dirinya sangat berharap, peran dan kerja sama dari OPD terkait, agar dapat menekan sekecil mungkin terjadinya angka gizi kurang, stunting maupun gizi buruk di Kabupaten Berau.

“Apalagi terkait stunting sudah menjadi program nasional, yang harus dapat dituntaskan.⁰ Paling tidak, sama-sama kita berupaya, untuk mewujudkan generasi Berau yang terpenuhi gizinya mulai dari balita, agar kedepannya mereka tumbuh lebih baik,” pungkasnya. (Hel/adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *