TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –
Berdasarkan data BPS, di triwulan satu tahun 2023 ini, inflasi secara nasional mengalami penurunan dari 5,47 menjadi 4,97. Namun untuk Kabupaten Berau masih masuk dalam kategori aman.
“Alhamdulillah inflasi kita masih aman-aman saja, karena Total Penerimaan Daerah (TPD) kita juga aktif. Kita juga aktif mengupload ke sistem di provinsi. Ada 2 admin kita di Diskoperindag dan di bagian ekonomi yang aktif melaporkan perkembangan harga. Dan untuk tahun ini juga aman,” terang Bupati Berau Sri Juniarsih melalui Pj Sekda Berau, Agus Wahyudi, usai mengikuti rakor pengendalian inflasi daerah secara virtual di ruang teleconference Diskominfo, Selasa (4/4/2023).
Dijelaskannya lebih lanjut, secara nasional ada 2 komoditi yang menjadi perhatian. Untuk komoditi pertanian itu seperti cabe rawit dengan bawang merah. Kemudian komoditi lain itu rata-rata inflasinya didominasi harga tiket dan bahan bakar.
“Seharusnya pemerintah juga mengevaluasi bahan bakar ini, apalagi sudah ada kebijakan satu harga, sehingga mestinya tidak ada kenaikan. Tapi ternyata berdasarkan data ini terjadi. Berarti kita tidak bisa mengontrol adanya pengetab BBM,” tambahnya.
Sedangkan jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), maka akan ada sektor-sektor yang dominan di Kabupaten Berau. Dimana sektor batu bara masih mendominasi 5 sampai 10 tahun ke depan.
“Bisa juga kita upayakan di sektor pertanian, tapi kita lihat dulu distribusinya di PDRB itu berapa persen. Untuk sektor pertanian itu masih sekitar 10%. Justru dari sektor batu bara masih mendominasi dengan angka 59%,” bebernya.
Namun, jika mau menurunkan misalnya PDRBnya menjadi 40 persen, itu berarti akan terjadi pertumbuhan di sektor lain. Artinya, apapun upaya yang dilakukan baik buruknya itu ditentukan dari sektor batu bara ini.
“Makanya kebijakan kita ini jangka panjang, kita mau ekonomi kita tidak hanya bertumpu pada batu bara. Kita perlu tumbuhkan sektor yang lain misalnya wisata dan segala macam dan itu memerlukan waktu,” tutupnya.
Diketahui, proyeksi IMF secara global inflasi turun dari 8,8 persen menjadi 6,6 persen di 2023 dan 4,2 persen di 2024 untuk negara maju, kemudian di negara berkembang turun dari 9,9 persen menjadi 8,1 persen di 2023 dan 5,5 persen di 2024. Dan saat ini sebanyak 65 kota mengalami inflasi dan 25 kota alami deflasi. Inflasi ini disebabkan oleh tarif angkutan udara, beras dan cabe rawit. (ADV/Ria)