Duduk Bersama Cari Solusi Alternatif Penanganan Ditutupnya Jembatan Sambaliung

oleh -541 views
Ketua DPRD Berau Madri Pani memimpin rapat pembahasan solusi alternatif penutupan jembatan Sambaliung. (Helda/Dimensinews)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –

Kondisi perbaikan jembatan Sambaliung yang mengharuskan adanya penutupan total, hingga menyebabkan masyarakat antre menyeberang, dianggap belum sepenuhnya menjadi solusi. Sehingga, Selasa (6/6/2023) DPRD Berau mengundang Bupati, beberapa OPD terkait, dan Camat serta lurah, guna membahas keberlanjutan solusi alternatif selama jembatan ditutup.

Dipimpin Ketua DPRD Berau Madri Pani, rapat kerja gabungan Komisi DPRD yang membahas penanganan proyek jembatan Sambaliung. Acara ini dihadiri Asisten bidang Pemerintahan dan Kesra Hendratno beberapa OPD itu, belum membuahkan hasil keputusan bersama, apa yang sebaiknya dilakukan.

Dalam hal ini Bupati tidak hadir , karena sedang menjalani masa pemulihan kesehatan di Surabaya. Dari beberapa anggota DPRD yang hadir memberikan masukan beberapa alternatif, diantaranya untuk meminimalisir dampak sosial yang dirasakan masyarakat khususnya warga Kecamatan Sambaliung.

“Pemkab tidak bisa menghilangkan dampak sosial yang telah disepakati sejak simulasi awal di tahun 2022, dengan menggunakan dana CSR pihak swasta. Ini yang harus diupayakan bagaimana polanya supaya tidak terjadi penumpukan antrean hingga proses perbaikan empat bulan kedepan,” terang anggota DPRD Berau, Rudi P.Mangunsong.

Suasana rapat dengar pendapat membahas solusi alternatif ditutupnya jembatan Sambaliung. (Ist)

Kemudian, anggota Komisi III DPRD Berau, M.Ichsan Rapi, yang juga menyarankan agar dermaga dan armada penyeberangan ditambah sebanyak mungkin. Dan perlu adanya kebijakan dari Pemkab khususnya pelajar yang tempat tinggal dan sekolahnya berseberangan. Sehingga perlu adanya akses penyeberangan tidak hanya di dua titik saja.

“Kalau kondisi urgent seperti saat ini, arus lalu lintas untuk daerah pesisir bisa dialihkan menggunakan jalur pihak swasta, misalnya dengan melewati Kampung Suaran, yang sekarang bisa diakses tembus langsung ke Kampung Tumbit Dayak,” ucapnya.

Senada, anggota DPRD Berau Elita Herlina juga meminta Pemkab bisa lebih fokus membenahi sarana alternatif penyeberangan, selama penutupan jembatan Sambaliung. Terlebih untuk dampak yang dirasakan para pelajar, dimana jam keberangkatan dan jam sampai di sekolah, tidak sesuai aturan. Dan ini pastinya akan mengganggu aktivitas belajar mengajar biasanya.

“Meskipun sudah dibuatkan jalur khusus buat pelajar, namun harus tetap diakomodir penuh semuanya. Koordinasi antara OPD dalam hal ini Disdik Berau dengan pihak sekolah, bisa memberikan dispensasi atau pemakluman jika telat datang atau bahkan tidak masuk sekolah karena lamanya waktu mengantre untuk menyeberang,” tegas Elita.

Sementara anggota DPRD Berau M.Yusuf memberikan saran kepada Pemkab, khususnya Disdik agar pelajar SD SLTP dapat menjalani sekolah online atau secara daring (dalam jaringan) karena banyak pula pelajar ini diantar sekolah oleh orang tuanya. Dan waktunya sangat tidak memungkinkan untuk datang ke sekolah sesuai waktunya. “Pertemuan tatap muka bisa dilaksanakan seminggu sekali,” kata Yusuf.(adv/hel/ria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.