Program MESTI Dilaunching Setelah Tiga Tahun Berjalan

oleh -334 views
Bupati Berau Sri Juniarsih Mas melaunching program MESTI yang sudah berjalan di 3 kampung di Berau. (Ria/Dimensinews)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS – 

Setelah berjalan selama tiga tahun di 3 kampung di Berau yakni Kampung Pegat Batumbuk, Tabalar Muara dan Suaran, program Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI) akhirnya dilaunching. Program yang digagas oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dengan dukungan Chevron ini, terbukti mengurangi pembukaan lahan tambak yang lebih luas, dan hasil panen tambak yang lebih melimpah.

“Budidaya udang adalah sumber penghidupan utama bagi masyarakat di ketiga kampung tersebut, yang juga merupakan wilayah dengan hutan mangrove terluas di Kalimantan Timur. Berkembangnya budidaya tambak udang di wilayah ini perlu diikuti dengan adanya praktik yang berkelanjutan,” ujar Bupati Berau Sri Juniarsih Mas, saat hadir dalam launching, Rabu (6/9/2023) di ballroom Tokyo Hotel Bumi Segah.

Dijelaskannya, dengan adanya program MESTI ini, maka hutan mangrove yang berfungsi sebagai habitat bagi keanekaragaman hayati yang unik, bisa tetap terjaga. Karena untuk budidaya udang di Berau, umumnya memanfaatkan lahan mangrove untuk dijadikan tambak. Dimana sangat disayangkan jika praktik ini dapat menurunkan kualitas air, sehingga menurunkan hasil panen, yang menyebabkan petani udang membuka lahan lebih luas lagi. 

“Pemerintah Kabupaten Berau mendukung Program MESTI, dalam melindungi mangrove dan meningkatkan penghidupan masyarakat pesisir. Merupakan tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan dan melindungi mangrove,” tegas Sri Juniarsih Mas.

YKAN mengembangkan metode akuakultur berkelanjutan, yakni Shrimp-Carbon Aquaculture (SECURE). Pendekatan ini bertujuan meningkatkan ketahanan pesisir dengan merestorasi ekosistem mangrove hingga 80% dari total area tambak dan mengoptimalkan area yang tersisa untuk praktik budi daya tambak udang berkelanjutan, serta mampu memberikan produktivitas yang optimal. 

“Ini solusi yang saling menguntungkan. Petani tambak dapat menggunakan lahan yang lebih kecil untuk mendapatkan hasil yang minimal, sama dengan jika menggunakan lahan yang luas dan mangrove di sisa lahan tambak dapat tumbuh kembali secara alami,” ujar Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto.

Untuk mendorong penerapan budidaya udang berkelanjutan dengan model SECURE di Kabupaten Berau, Program MESTI memberikan insentif bagi para petani tambak yang mau bertransisi. Ini juga menjadi dukungan bagi mereka untuk meningkatkan bisnis tambak secara berkelanjutan, dan membuka akses ke pasar. Dengan cara ini, SECURE tidak hanya akan memberi manfaat secara ekologi, tetapi juga manfaat sosial dan ekonomi.

Herlina menambahkan, peningkatan penghidupan petani tambak sangatlah penting. Dan akan lebih efektif apabila petani tambak itu dibantu mengembangkan akuakultur berkelanjutan dan, pada saat yang bersamaan, mereka juga terlibat dan belajar secara aktif dalam mengelola, menjaga, dan merestorasi mangrove di dalam kampung mereka.

Chevron Indonesia Country Manager, Wahyu Budiarto, menyetujui hal tersebut. Chevron menyadari pentingnya melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia. Sejak 2018, Chevron dan mitra swasta lainnya mendukung program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) yang berjalan selama lima tahun di Suaka Margasatwa Muara Angke di Jakarta, yang diinisiasi oleh YKAN. 

“Kami bangga bekerjasama dengan YKAN, Pact, dan Pemerintah Kabupaten Berau, untuk membantu melestarikan mangrove dan menyejahterakan masyarakat Berau,” tutupnya. (ADV/Ria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *