TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau mengelar Lokakarya Pembelajaran Audit Maternal bagi Nakes dan Pencegahan Tata Laksana Penanganan Balita Stunting di Kabupaten Berau.
Kegiatan ini digelar di Balai Mufakat, pada Selasa (19/9/2023) dan dibuka Wakil Bupati Berau yang juga ketua TPPS (tim Percepatan Penurunan Stunting) H. Gamalis. Hadir dalam acara ini narasumber Kemenkes RI, Dahlan Choeron, Plt. Kadinkes, Hj. Halijah Yasin, Kepala Puskesmas se Kabupaten Berau dan 60 peserta nakes.
Dalam sambutan Wakil Bupati Berau, Gamalis menyebutkan bahwa kegiatan ini sebagai wujud upaya dan konsistensi kita dalam rangka menurunkan angka kasus stunting yang ada di Kabupaten Berau.
“Kegiatan ini juga tindak lanjut dari pelaksanaan workshop intervensi spesifik pencegahan stunting yang kita laksanakan kemarin,” ungkapnya.
![](https://dimensinews.id/wp-content/uploads/2023/09/IMG-20230924-WA0004-700x350.jpg)
Wabup juga menyampaikan bahwa saat ini Kabupaten Berau berada di peringkat kelima kasus tertinggi stunting dari seluruh kabupaten, kota, yang ada di Kaltim dengan prevalensi mencapai 25,7 persen. Kami menargetkan angka ini akan turun menjadi 13,80 persen pada 2024 mendatang.Kami berusaha semaksimal mungkin melalui berbagai langkah, mulai dari penetapan 10 kampung dan kelurahan lokus stunting, penguatan kapasitas TPPS Pembinaan kader Posyandu hingga pemetaan melalui data terpadu,” katanya.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi starting point, sebagai wadah diskusi mengenai solusi dan langkah nyata pencegahan dan penurunan stunting, selanjutnya kita sosialosasikan kemasyarakat sehingga kasus stunting dapat di minimalisir.
Sementara itu Dahlan Choeron SKM MKM pemateri dari Kemenkes RI , stunting merupkan tinggi badan menurut umur tidak sesuai menunjukkan status perkembangan anak.
“Otak dibentuk pada 5 tahun pertama kehidupan, gagal tumbuh atau stunting pada periode ini tidak hanya terjadi pada tampak fisik atau pendek namun pada perkembangan kognitif untuk belajar di sekolah maupun dalam kehidupan. Intervensi sebelum lahir dan setelah lahir sangat penting ,” papar Dahlan.
Sementara itu Suhartini ketu paniti lokakarya , mengenai stunting dari awl diwali dengan perlambatan dengan pertumbuhan berat badan. Penambahan berat badan yang dapat terjadi sejak (in uteru dan berlanjut setelah lahir.
Tingginya bebann masalah stunting di Indonesia karena prevalensi yang masih tinggi jangka panjang yang dapat dipengaruhi SDA bangsa Indonesia menjadi latar belakang sangat diperlukan pedoman nasional pelayan kesehatan untuk pencegahan deteksi dini dan tata laksana segera bayi dan balita stunting(adv/kes/hel)..
“Kami berusaha semaksimal mungkin melalui berbagai langkah, mulai dari penetapan 10 kampung dan kelurahan lokus stunting, penguatan kapasitas TPPS Pembinaan kader Posyandu hingga pemetaan melalui data terpadu,” katanya.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi starting point, sebagai wadah diskusi mengenai solusi dan langkah nyata pencegahan dan penurunan stunting, selanjutnya kita sosialisasikan ke masyarakat sehingga kasus stunting dapat di minimalisir.
Sementara itu Dahlan Choeron SKM MKM pemateri dari Kemenkes RI , stunting merupakan tinggi badan menurut umur tidak sesuai menunjukkan status perkembangan anak.
“Otak dibentuk pada 5 tahun pertama kehidupan, gagal tumbuh atau stunting pada periode ini tidak hanya terjadi pada tampak fisik atau pendek namun pada perkembangan kognitif untuk belajar di sekolah maupun dalam kehidupan. Intervensi sebelum lahir dan setelah lahir sangat penting ,” papar Dahlan.
Sementara itu Suhartini ketua paniti lokakarya , mengenai stunting dari awl diwali dengan perlambatan dengan pertumbuhan berat badan. Penambahan berat badan yang dapat terjadi sejak (in uterus) dan berlanjut setelah lahir.
Tingginya bebann masalah stunting di Indonesia karena prevalensi yang masih tinggi jangka panjang yang dapat dipengaruhi SDA bangsa Indonesia menjadi latar belakang sangat diperlukan pedoman nasional pelayan kesehatan untuk pencegahan deteksi dini dan tata laksana segera bayi dan balita stunting.(adv/kes/hel).