Telor Lokal dan Paket Sembako Jadi Idola di Festival Pangan Lokal

oleh -845 views
Stand Bulog yang menyediakan paket sembako, di gelaran festival kuliner pangan lokal Dinas Pangan Berau. (Ist)

MESKIPUN waktu menunjukkan hampir tengah hari, antusiasme masyarakat tak kunjung surut. Pengunjung yang mayoritas merupakan ibu-ibu, menyerbu paket sembako dan telor lokal, yang menjadi salah satu bagian dalam stand gelaran acara Festival Kuliner Pangan Lokal Dinas Pangan Kabupaten Berau.

Melihat banderol harga Rp 100 ribu untuk satu paket berisi beras 5 kg, gula 2 kg dan minyak goreng 1 liter, tentunya tak membuat masyarakat berpikir panjang untuk membelinya. Karena dengan nominal jumlah uang yang sama, belum tentu bisa mendapatkan item serupa, jika dibawa berbelanja ke toko atau minimarket.

Dalam hitungan beberapa jam saja, ratusan paket sembako yang disediakan Bulog, habis diserbu. Begitu pula dengan telor lokal yang dibanderol dengan harga miring yakni Rp 62.000, dari harga normal di pasaran Rp 65.000. Sehingga, dua stand ini tak pernah kosong dari kunjungan masyarakat.

Dari keterangan Kepala Bulog Berau, Muhammad Mukhlis, selama gelaran acara selama 3 hari mulai dari 17-19 Oktober 2023 besok, sebanyak 3000 paket sembako disiapkan, dan setiap harinya akan dikeluarkan sebanyak 1000 paket. Namun, tak hanya sebatas sembako, paket daging sapi dan kerbau import juga disiapkan, dengan banderol harga terjangkau daripada di pasaran yaitu Rp 90.000 per kilo untuk daging sapi, dan Rp 125.000 per kilo untuk daging kerbau.

“Bulog selalu berpartisipasi dalam kegiatan Dinas Pangan seperti hari ini. Dan kita harapkan ini bisa menstabilkan harga di pasaran yang cenderung mengalami kenaikan. Sedangkan untuk pengadaan daging import, adalah untuk mensupport program pemerintah dalam mencegah stunting, salah satunya dengan protein dari daging dengan harga terjangkau masyarakat,” terang Mukhlis.

Sedangkan untuk telor lokal yang diambil langsung dari peternakannya, juga mendapatkan animo luar biasa. Puluhan piring telor terjual dalam waktu singkat. Bahkan, tak sampai tengah hari, hanya tersisa beberapa piring telor saja.

“Sehari kita siapkan 50 piring telor, jadi total selama 3 hari ada 150 piring telor. Mengapa harganya lebih murah dari pasaran? Karena kita mengambil langsung dari peternakannya dan langsung didistribusikan ke masyarakat melalui pasar murah ini,” jelas pegawai Dinas Pangan yang menjaga stand telor lokal, Sri Dewi.

Tak hanya itu, beberapa stand sayur mayur segar hasil panen petani Kelompok Wanita Tani (KWT) dari beberapa kampung seperti Sukan Tengah dan Gunung Tabur, ikut meramaikan festival pangan lokal. Dan tentu saja, menjadi sasaran ibu-ibu rumah tangga, lantaran mereka tak perlu jauh ke pasar, bahkan harganya juga tergolong murah. (Ria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *