SMPN 5 Tanjung Redeb Peduli dan Berbudaya Lingkungan

oleh -767 views
Penanaman pohon di SMPN 5 Tanjung Redeb. (dok)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –

Baru saja mendapatkan predikat sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Selasa (17/10/2023) lalu di Jakarta, SMPN 5 Tanjung Redeb memang sangat layak dan pantas, karena kesadaran sekolah yang tinggi, peduli dan budaya lingkungan hidup.

Seperti yang dipaparkan Triana Dwi Astuti Kepala Sekolah SMPN 5 Tanjung Redeb, sekolah ini sangat sadar akan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup maka sekolah kemudian memasukkan program tersebut ke dalam salah satu visi sekolah yaitu berwawasan lingkungan, dengan harapan seluruh warga sekolah baik peserta didik, guru, tenaga kependidikan, komite, orang tua siswa memiliki perilaku ramah lingkungan hidup dengan mengintegrasikan perilaku ramah lingkungan ( PRLH) ini ke dalam kurikulum sekolah.

“Yang kami lakukan sejalan dengan program Adiwiyata, dan sampai pada kami meraih Adiwiyata Nasional ini butuh perjuangan dan kerja nyata dalam berkolaborasi antar sekolah, orang tua, dan masyarakat. Serta mitra kerja sekolah baik dari dunia usaha dan dunia industri, komunitas peduli lingkungan, alumni dan komite sekolah yang selalu mendukung dan bekerjasama,” papar Triana.

Meski berdiri tahun 1998, namun mulai mengenalkan lingkungan sejak tahun 2006 lalu, sebut Triana .ini tidak lepas dari tujuan digelarnya program Adiwiyata adalah untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah.

“Sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.” kata Triana lagi.

Peraih Adiwiyata ini bukanlah perdana, sebelumnya SMPN 5 Tanjung Redeb sudah pernah menerim sertifikat sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Kaltim tahun 2017 lalu.

Berbekal pengalaman inilah, sekolah terus memantapkan diri untuk dikelas selanjutnya.
SMPN 5 Tanjung Redeb diantaranya memenuhi indikator sekolah Adiwiyata, yang merupakan syarat sekolah Adiwiyata seperti kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum memenuhi lingkungan melakukan pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran; penggalian dan melakukan pengembangan materi tentang lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar;
Kegiatan lingkungan berbasis parsitipatif menciptakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang lingkungan hidup, pengembangan pendidikan lingkungan hidup.

Syarat yang ke empat adanya pengelolaan sarana pendukung sekolah yang Ramah Lingkungan Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup, peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.

ZERO SAMPAH & MESIN PENCACAH DAUN

Penyadaran lingkungan bukan saja retorika, sekolah yang beralamat di jalan Gatot Soebroto Gang Jeruk, menjalankan kegiatan bersih lingkungan. Ada beberapa gerakan seperti Sapu Sakti yang artinya Satu Siswa Sepuluh Sampah Plastik. Dimana setiap siswa di hari Jumat Minggu ke 3 akan melakukan gerakan di lingkungan sekitar sekolah untuk melakukan kerja bakti dengan memungut sampah plastik dan dengan target 10 sampah plastik minimalnya.

Lalu ada kegiatan sarapan sehat bersama dengan membawa tumbler dari rumah. Dalam kegiatan ini tidak memproduksi sampah, meski semarak acara makan makan, namun minus sampah. Anak anak berbekal makanan dari rumah dengan membawa wadah masing masing.

Kemudian , pengolahan sampah daun menjadi pupuk kompos dan sekolah sudah memiliki mesin pencacah daun untuk menampung sampah daun di sekolah agar bisa di olah menjadi kompos.

Kerennya, sekolah ini sudah memproduksi kompos yang mana digunakan untuk kebutuhan tanaman di sekolah.
Sekolah yang sekarang memiliki siswa sejumlah 432 orang ini, juga membuat Biopori yaitu menanam sebanyak banyaknya lubang biopori untuk pengolahan sampah dan pemanenan biopori dimanfaatkan untuk memupuk tanaman

Kegiatan bersih dan sehat lingkungan ini, sekolah membentuk Satgas Satset yang beranggotakan siswa untuk khusus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perilaku hidup sehat dan peduli lingkungan siswa.

Untuk konservasi lingkungan sekolah berkolaborasi dengan perpustakaan sekolah dengan membuat sentra sentra baca yang diberi nama Secarik (Sentra Baca Elektronik) yang dimanfaatkan untuk memberikan edukasi kepada siswa terkait wawasan lingkungan hidup dalam bentuk buku buku elektronik yang disajikan dalam bentuk barcode dan ditempatkan di ruang taman terbuka agar dapat diakses semua warga sekolah.

Setelah teredukasi dengan ramah lingkungan kemudian siswa diajak merefleksi sejauh mana siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan dengan diberi asesment. (adv/dl/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.