Puncak Peringatan HKAN 2023: “Hapungkal Himba Kalingu”

oleh -345 views
Puncak Peringatan HKAN 2023 di Palangkaraya. (Int)

PALANGKARAYA.DIMENSINEWS –

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kembali menggelar peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) di tahun 2023. Sejak ditetapkannya tanggal 10 Agustus sebagai HKAN melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, KLHK setiap tahun terus menggaungkan HKAN dan menyelenggarakan puncak peringatannya secara bergantian di berbagai kawasan konservasi di Indonesia.

Tahun ini, puncak peringatan HKAN dilaksanakan di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada tanggal 6-8 November 2023 dengan mengusung tema “Hapungkal Himba Kalingu yang artinya Jiwa yang Damai Dalam Harmoni Rimba Belantara”.

Memaknai nilai penting untuk tetap melindungi keberadaan keanekaragaman hayati sebagai penyokong kehidupan Masyarakat, semoga merawat dan hidup berdampingan dengan tumbuhan dan satwa liar secara harmonis akan meluas seiring dengan tumbuhnya perubahan perilaku konservasi di Tengah-tengah Masyarakat desa.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prof. Dr. Siti Nurbaya menyampaikan penyelenggaraan HKAN Tahun 2023 ini diharapkan dapat menguatkan kesadaran kita mengenai betapa pentingnya menjaga dan hidup selaras dengan alam. Para leluhur kita dengan kesederhanaan dan kearifannya telah memiliki kesadaran itu dan memberikan begitu banyak teladan bagaimana hidup berharmoni dengan alam.

“Perkembangan ilmu pengetahuan kemudian memperjelas bagaimana hubungan timbal balik antara manusia dengan alam, bagaimana peran manusia dan apa yang akan terjadi jika kemajuan yang dicapai manusia tidak memperhatikan keselarasan dengan alam. Selain itu juga sebagai momentum untuk Pengembangan Strategi Borneo Basin secara Internasional” ujar Siti Nurbaya dalam arahannya pada acara peringatan HKAN ini (8/11/2023).

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada acara puncak peringatan HKAN kali ini antara lain Jambore Konservasi Alam, Pameran Konservasi Alam dan UMKM, talkshow “Sahabat Satwa untuk Alam Harmonis dan Lestari”, pelepasliaran 3 (tiga) ekor elang brontok (Nisaetus cirrhatus) yang dua diantaranya merupakan pasangan, 1 (satu) ekor Enggang/Kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) dan 1 (satu) Elang tikus (Elanus caeruleus) di hutan desa Tahawa, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau.

Sepasang elang brontok telah melalui rehabilitasi di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) di Jawa Barat dan 1 (satu) elang brontok direhabilitasi di Pusat Pusat Suaka Elang Jawa (PSSEJ) di Loji Taman Nasional gunung Halimun Salak (TNGHS). Untuk Enggang Kalimantan/kangkareng perut putih dan Elang tikus berasal dari Pusat Penyelamatan Satwa BKSDA Kalimantan Tengah.

Selain itu juga dilakukan penanaman sebanyak 2023 bibit pohon hutan: seperti belangeran (Shorea balangeran) sebanyak 120 batang, juga ditanam jenis Multi Purposes Tree Species (MPTS) seperti petai (Parkia speciosa) sebanyak 500 batang, cempedak (Artocarpus integer) sebanyak 413 batang, jambu mete (Anacardium occidentale) sebanyak 490 batang, dan jengkol (Pithecellobium jiringa) sebanyak 500 batang, serta pentas seni dan budaya konservasi alam.

Kegiatan dalam rangka HKAN tidak hanya dilaksanakan pada acara ini. Sejak bulan Februari 2023 telah dilaksanakan berbagai kegiatan di berbagai wilayah di Indonesia dalam rangka Road to HKAN antara lain Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, Live KOSIK (Konservasi Asik), Lomba Story Telling, Pameran International Conference Tourism and Hospitality, Pelepasliaran 6 (enam) ekor Biawak Komodo (Varanus komodoensis) di Cagar Alam (CA) Wae Wuul, Nusa Tenggara Timur.

Pada kesempatan ini juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaunching/ memperkenalkan Desa Tahawa sebagai Desa Ramah Satwa dan Simbolis Pelepasliaran satwa di Desa Tahawa, Launching Buku 55 Taman Nasional, Penandatanganan Sampul Perangko Maskot Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, serta Penyerahan Surat Keputusan tentang Penetapan Tahura Isen Mulang Sebangau Berkah.

Memaknai nilai penting untuk tetap melindungi keberadaan keanekaragaman hayati sebagai penyokong kehidupan masyarakat, semoga merawat dan hidup berdampingan dengan tumbuhan dan satwa liar secara harmonis akan meluas seiring dengan tumbuhnya perubahan perilaku konservasi di tengah-tengah masyarakat.

Selain itu juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan 18 Anugerah Konservasi Alam yang dinilai terbukti telah berperan serta dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan khususnya bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem. Para penerima Anugerah Konservasi Alam tersebut berasal dari berbagai unsur baik perorangan, kelompok, pemerintah daerah dan badan usaha.

Selain itu juga diberikan juga Apresiasi oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) kepada 66 penerima apresiasi dari perorangan, kelompok masyarakat binaan UPT Ditjen KSDAE, UPT Lingkup Ditjen KSDAE, pemerintah daerah dan badan usaha.

HKAN diperingati dengan tujuan untuk memasyarakatkan konservasi alam secara nasional sebagai sikap hidup dan budaya bangsa serta menjaga kesinambungan kegiatan konservasi alam sebagai upaya perlindungan sumber daya alam dan ekosistemnya sebagai sistem penyangga kehidupan. (adv/dl/hel/menlhk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *