Wacana Bergabung dengan Kaltara, Berau Perlu Pikir Seribu Kali

oleh -239 views
Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah. (Ist)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –

Wacana bergabungnya Kabupaten Berau menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Kontroversi seputar itu pun muncul lantaran sesuai pemberitaan beberapa media, disampaikan bahwa 70 persen masyarakat Berau menghendaki hal itu terjadi.

Menanggapi wacana itu, Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah meminta pemerintah daerah untuk berpikir seribu kali sebelum memutuskan bergabung dengan Kaltara. Pasalnya, Berau memiliki banyak keuntungan jika tetap menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

“Kalau mau pindah ke sana kita mesti berpikir seribu kali. Karena, menurut saya lebih menguntungkan bergabung dengan Kaltim daripada Kaltara,” jelasnya.

Dijelaskannya, wacana Berau gabung dengan Kaltara memang boleh saja terjadi. Kaltara juga mempunyai hak untuk meminta Berau bergabung dengannya. Apalagi potensi dan posisi strategis Berau dengan pariwisatanya sebagai sektor unggulan tentu menguntungkan untuk Kaltara.

“Tetapi kenapa tidak dari dulu? Untuk saat ini dengan APBD kita yang signifikan, dan Bankeu yang signifikan, kita beralih ke Kaltara apa untungnya bagi kita? Jangan sampai malah kita yang menyumbang untuk provinsi itu. Jadi ini perlu dikaji lebih dalam,” tegasnya.

Diakuinya, memang secara historis, sosial, dan budaya, Berau dan Kaltara memiliki keterkaitan satu sama lain. Jarak yang dekat ke Bulungan daripada Samarinda juga menjadi salah satu faktor pendukung yang cukup menguntungkan buat Kaltara.

“Tapi aspek-aspek lain kan harus diperhatikan. Apalagi kita merupakan daerah dengan destinasi wisata unggulan di Kaltim dan akan menjadi destinasi wisata unggulan di IKN,” tegasnya.

Dengan melihat potensi Berau yang sangat menguntungkan Kaltara itu, tambah Syarifatul, pemerintah daerah harus benar-benar matang dalam mengambil keputusan. Tujuannya, agar Berau tidak kecewa di kemudian hari.

“Kalau mau memutuskan sesuatu kan harus ada win win solutionnya. Apa yang mau kita dapat,” tutupnya. (Adv/Jo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *