Lintas Ormas, Lembaga dan Tokoh Masyarakat, Tegas Tolak Gabung Kaltara

oleh -152 views
Penandatanganan petisi penolakan penggabungan Berau ke Provinsi Kaltara, yang disaksikan oleh Bupati Berau Sri Juniarsih, Wakil II Ketua DPRD, dan kedua Kesultanan yakni Gunung Tabur dan Sambaliung. (Ist)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS – 

Lintas ormas, lembaga hingga tokoh masyarakat dengan tegas menolak adanya wacana penggabungan Kabupaten Berau ke Provinsi Kaltara. Hal ini dituangkan dalam bentuk petisi yang memuat beberapa poin penting, terkait adanya penolakan tersebut, yang dibacakan kemudian ditandatangani di Balai Mufakat, Minggu (12/11/2023).

“Kabupaten Berau menolak penggabungan dengan Provinsi Kaltara dan tetap berada di Provinsi Kaltim, menolak dengan tegas segala bentuk upaya yang dilakukan oleh kelompok tertentu untuk membawa Kabupaten Berau bergabung dengan Kaltara, menolak hasil survei atau kajian studi kelayakan sepihak terkait penggabungan Kabupaten Berau ke Provinsi Kaltara yang dinilai diragukan kredibilitas dan validitasnya,” terang perwakilan tokoh masyarakat, Ibnu Sina Asyari.

Pembacaan petisi tolak wacana penggabungan Berau ke Provinsi Kaltara. (Ist)

Kemudian meminta kepada Kabupaten Berau baik eksekutif ataupun legislatif, untuk menghentikan wacana dan dialog terkait bergabungnya Kabupaten Berau ke Provinsi Kaltara. Kelima, meminta kepada pihak-pihak tertentu untuk segera menghentikan wacana penggabungan Kabupaten Berau ke Provinsi Kaltara agar terciptanya situasi kondusif dan aman di Kabupaten Berau, petisi ini kami sampaikan untuk menjaga keamanan dan kedamaian di Bumi Batiwakkal.

Dijelaskan, jika penolakan ini sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan sejak pimpinan Bupati almarhum Masdjuni 20 tahun lalu. Dan saat ini pun jawaban yang sama tetap diberikan atas permintaan penggabungan tersebut.

“Beberapa masukan yang diberikan antara lain tetap terjalinnya hubungan antara Kabupaten Berau dan Provinsi Kaltara, dan saling menguntungkan di berbagai aspek. Misal, kerjasama membangun freeway yang menghubungkan Tanjung Selor dengan Tanjung Redeb,” tambahnya.

Dengan adanya infrastruktur yang memadai, tentu akan memberi dampak positif bagi kedua daerah. Suplai kebutuhan pokok dan pembangunan wilayah Kaltara dipasok dengan lancar dari Berau. Kemudian bandara Kalimarau menjadi alternatif masyarakat Kaltara, untuk bepergian keluar daerah, daripada menyeberang dari Tarakan. Juga warga Kaltara masih bisa menikmati hiburan dan wisata di Berau. (Ria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *