AKHIR akhir ini kerap kita mendengar atau melihat tentang konsep 3 R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle, pada sosialisasi pemilahan sampah yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau, di kampung kampung atau workshop pemilihan sampah.
Menurut keterangan Irwadi Siregar Pengawas Lingkungan di DLHK Berau, bahwa konsep 3 R merupakan singkatan dari Reduce Reuse Recycle, untuk menyebut konsep yang mempromosikan kehidupan berkelanjutan dengan mengelola sampah plastik secara lebih baik.
“Sebenarnya arti reduce reuse recycle adalah urutan langkah untuk mengelola sampah dengan baik. “ ungkapnya.
Disebutkan secara lebih lanjut, pengertian reduce reuse recycle adalah mengurangi tumpukan sampah. Prioritas utama dari konsep 3R, artinya, kita disarankan untuk meminimalisir penggunaan produk yang nantinya menjadi sampah. Karena dengan mengurangi produksi sampah sejak awal akan sangat membantu menurunkan potensi timbunan sampah yang dapat merusak lingkungan.
Contoh penerapan langkah reduce ini lanjut Irwadi yang kerap mensosialisasikan Pemilahan sampah itu, yakni dengan membawa botol minum atau Bijak Berplastik lewat penggunaan peralatan makan sendiri seperti sendok dan garpu saat bepergian sehingga bisa dipakai berkali-kali dan mengurangi penimbunan sampah.
Sedangkan reuse berarti menggunakan kembali. maksudnya ? langkah reuse ini mengajak kita untuk memakai ulang barang-barang yang telah digunakan sebelumnya. Dengan begitu, kita pun dapat mengurangi kemungkinan sampah yang ditimbulkan dari produk sekali pakai.
Prinsip reuse ini juga mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan kembali sebelum membuang sebuah barang sekaligus memperhitungkan kemungkinannya agar bisa digunakan kembali .
Dalam jangka panjang, langkah reuse dapat mencegah dari pemborosan yang tidak perlu. Untuk memulainya, coba memanfaatkan kaleng biskuit bekas sebagai tempat penyimpanan uang koin ataupun aksesoris kecil.
Secara bijak dengan mengisi ulang botol bekas sabun mandi dan mengisinya dengan kemasan refill. Salah satu contoh reuse lainnya adalah dengan menggunakan kemasan galon air minum sebagai pilihan air minum di rumah. Galon merupakan kemasan guna ulang yang bisa dipakai berulang kali setelah sebelumnya dicuci dan dibersihkan .
Sedangkan recycle atau mendaur ulang adalah langkah 3R terakhir yang bermaksud untuk memberikan kesempatan kedua pada suatu produk sehingga bisa menjadi produk baru.
Dengan demikian, produk baru hasil daur ulang tersebut dapat dimanfaatkan kembali sehingga tidak hanya menjadi tumpukan sampah yang mencemari lingkungan. Namun perlu diingat, tidak semua produk dapat didaur ulang lagi, Jangan buang sampah elektronik seperti televisi ataupun ponsel lama di sembarang tempat.
Lanjut Irwadi, tidak semua barang benar-benar dapat didaur ulang. Sebagai catatan, produk yang bisa didaur ulang ini meliputi barang dari kertas, logam, plastik, dan kaca.
Barang yang dapat didaur ulang tersebut tidak terkontaminasi dengan makanan ataupun cairan. Solusinya, bilas terlebih dahulu barang tersebut sebelum didaur ulang.
Agar lebih paham saat menerapkannya nanti, beberapa contoh reduce reuse recycle adalah sebagai berikut, Cara paling efektif untuk mengelola sampah adalah dengan tidak menciptakannya, baik di rumah, sekolah, ataupun tempat kerja.
“Inilah beberapa contoh penerapan reduce secara sederhana yang bisa dimulai sekarang juga, seperti menghindari penggunaan alat makan sekali pakai, sebaliknya, pakailah peralatan makan dan botol yang dapat digunakan berulang kali. “ kata Irwadi.
Kemudian memilih barang dengan bungkus kemasan yang sedikit atau tidak berlebihan, mengurangi penggunaan kertas tisu dengan menggunakan lap kain atau sapu tangan.
Kemudian reuse sesuai namanya artinya menggunakan kembali suatu produk ini bisa Anda mulai dengan beberapa cara sederhana seperti, memilih produk yang dapat digunakan kembali, dengan mengunakan kembali sebuah produk, baik dengan fungsi yang sama ataupun berbeda.
“Manfaatkan pakaian lama menjadi kain pembersih dan memanfaatkan ban bekas menjadi pot tanaman,” jelasnya.
Sedangkan recycle adalah mendaur ulang, langkah ini paling banyak dilakukan mengingat sudah banyaknya sampah yang tersebar di berbagai lokasi seperti laut, tanah, dan udara.
Produk bekas atau daur ulang sebenarnya lebih fleksibel, bahkan kerap memiliki nilai ekonomis, semisal membuat batako dari bahan plastik, membuat sabun dari minyak jelantah, membuat lilin dari minyak jelantah. (adv/dl/hel)