Pabrik Kemudian, Petani Dahulu

oleh -141 views
Anggota Komisi II DPRD Berau, Rahman. (Dok)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –

Pembangunan pabrik kakao di Kabupaten Berau didukung beberapa anggota dewan. Namun, pembangunannya masih dinilai belum layak oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Berau.

Pasalnya, dari segi luas lahan dan jumlah produksi yang dihasilkan, belum menjamin berdirinya pabrik tersebut. Karena itu, Disbun Berau akhirnya memutuskan untuk berkonsentrasi pada pengembangan rumah kakao di Kampung Labanan Makarti.

Berikutnya, pabrik kakao menjadi program jangka panjang yang dipersiapkan sejak dini untuk direalisasikan. Untuk memantapkan pembangunan pabrik itu, para petani kakao harus sudah maksimal dalam menghasilkan komoditas kakaonya.

Terkait hal itu, Anggota Komisi II DPRD Berau, Rahman menjelaskan pembangunan pabrik atau pengembangan rumah kakao hanya dapat terealisasi bila komoditas kakao sudah benar-benar tumbuh dengan baik. Karena itu, sebelum pembangunan yang diwacanakan itu berjalan, para petani perlu dibantu terlebih dahulu.

“Kakao atau cokelat sudah menjadi komiditas andalan Kabupaten Berau. Tapi para petani kakao masih kesulitan dalam meningkatkan produksi dalam jumlah besar. Salah satu masalahnya yakni mereka sukar dapat pupuk yang berkualitas,” jelasnya.

Disampaikannya, bantuan pupuk yang berkualitas tentu dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah produksi komoditas kakao. Karena itu, pemerintah daerah melalui dinas terkait, dalam hal ini Disbun Berau perlu memberi perhatian serius untuk masalah ini.

“Memang bantuan itu sukar diberikan ke masing-masing orang. Sehingga OPD terkait perlu membuat kelompok tani. Dengan begitu para petani yang sudah masuk dalam kelompok-kelompok itu dapat memperoleh bantuan apapun termasuk pupuk tadi,” terangnya.

Rahman berharap, kakao sebagai salah satu komoditas unggulan ini perlu dipertahankan. Pemerintah daerah juga harus memberi prioritas lebih terhadap sektor perkebunan ini. Atensi itu bahkan mesti ditingkatkan di tengah banyaknya masalah alih fungsi lahan dan sebagainya.

“Bantuan ini harus diberikan. Kalau masyarakat sukar dan tidak dibantu, saya khawatir mereka beralih ke sektor lain. Bisa juga alih fungsikan lahan mereka ke sawit,” tandasnya. (Adv/Jo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *