Emak di Rinding Siap Minimalisir Sampah Organik dengan Kompos

oleh -132 views
Praktek pembuatan kompos pada acara sosialisasi pembuatan kompos dan budidaya maggot dari sampah organik di Kelurahan Rinding . (Helda Mildiana/dimensinews)

TANJUNG REDEB,DIMENSINEWS-

Pupuk kompos merupakan jenis pupuk organik yang berasal dari proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme. Proses ini dapat dilakukan secara alami atau dengan bantuan alat tertentu. Pupuk kompos mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat. Selain itu, penggunaan pupuk kompos juga membantu mengurangi sampah organik dan memperbaiki kondisi tanah.

Dari sinilah, emak emak di Kelurahan Rinding pada Sosialisasi Pembuatan Kompos dan Budidaya Maggot dari Sampah Organik, Senin (5/12/2023) sangat antusias mengikuti arahan pemateri Ibrahim pemilik Rumah kompos Azzura pada acara yang digagas oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Berau.

Acara berlangsung di ruang pertemuan kantor Kelurahan Rinding itu, masih menghadirkan pemateri budidaya maggot , Setyawan dosen di Stiper Berau dan Ibrahim pemilik rumah kompos Azzura.

Mengapa antusias, mereka juga ingin mengurangi sampah rumah tangga dan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Seperti kompos yang dijelaskan, sangat manfaat untuk keluarga yang suka menanam pohon dan sayuran serta ibu rumah tangga yang menanam tanaman hias.

“Pupuk kompos cocok digunakan untuk berbagai jenis tanaman, mulai dari sayuran hingga tanaman buah-buahan. Pupuk kompos memberikan manfaat yang lebih baik bagi tanaman dibandingkan dengan pupuk kimia. Hal ini disebabkan karena pupuk kompos mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.. Ini terbukti dengan mengunakan kompos pohon buah buahan begitu subur dan berbuah, juga tanaman hias, daun nya hijau mengkilap,” kata Ibrahim.

Ibu rumah tangga yang mengikuti sosialisasi pembuatan kompos ini pun mempertanyakan apakah tidak berbau , kompos yang dihasilkan. Disebutkan ibrahim, pada hasil akhirnya kompos yang berbau, dan dia seperti tanah, gembur.

Pada praktek membuat kompos , diperlihatkan bahan bahan yang diperlukan, kemudian untuk tempat, tidak mesti membeli ember atau gentong baru. “Bisa menggunakan bekas kaleng besar, atau bekas ember cat, untuk skala rumah tangga,” kata Ibrahim.

Dan untuk bahan, merupakan sampah organik dari rumah tangga, seperti kulit buah buahan, potongan sayur, pisang mulai membusuk, kulit telur, nasi yang tidak dimakan karena basi, air cucian beras, daun daun hijau, rumput, dedaunan kering, serbuk kayu dan sekam jika ada.

“Yang perlu diperhatikan proporsi bahan sehingga menghasilkan kompos yang berkualitas,” jelas Ibrahim.
Jika warga berminat membudidayakan kompos maupun maggot, sebut Ibrahim, dirinya dan DLHK Berau siap mendampingi masyarakat.

Dalam pembuatan kompos itu, Misrin Lurah Rinding terus mengikuti jalannya materi dan praktek pembuatan kompos.

Pada pembukaan acara, Misrin Lurah Rinding mengungkapkan kalau sosialisasi yang diberikan oleh DLHK Berau agar benar benar bisa menjadi manfaat bagi warga Rinding.

“Terutama dalam mengurangi sampah organik rumah tangga, baik itu membudidayakan maggot ataupun membuat kompos,” ungkapnya.
Sehingga sampah masuk ke tpa menjadi berkurang, karena sudah di olah menjadi barang yang bermanfaat. (adv/dl/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *