Peran Ibu PKK Sangat Kuat Akan Kelestarian Lingkungan

oleh -78 views
Pembukaan acara pelatihan pembuatan kompos dan budidaya maggot dari sampah organik yang di gelar DLHK Berau di kelurahan Gayam, Selasa (5/12/2023). (Dok)

TANJUNG REDEB,DIMENSINEWS-

Ibu PKK memiliki peran penting dalam pembinaan lingkungan bersih dan sehat di desa atau kelurahan. Melalui program lingkungan, mereka mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah, dan upaya konservasi alam.

“Hal ini berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup dan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang ,” hal ini diungkapkan Iskandar Zulkarnain Lurah Gayam Kecamatan Tanjung Redeb pada pembukaan pelatihan pembuatan kompos dan budidaya maggot dari sampah organik di kelurahan Gayam, Selasa (5/12/2023).

Dalam acara yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Berau itu, Iskandar menyebutkan selain peran PKK, organisasi dan masyarakat sangat mendukung untuk menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.

Dari ilmu yang diberikan pada pelatihan pembuatan kompos dan budidaya Maggot ini sangatlah menunjang bagi kelestarian dan kebersihan lingkungan, terutama untuk warga meminimalkan sampah di lingkungan masing masing.

Kelurahan Gayam pernah meraih juara lomba kebersihan lingkungan se Kabupaten Berau 2021, Dasawisma Melati Gayam juara 1 lomba Dasawisma tingkat provinsi Kaltim, dan tahun 2022 kemarin di RT 07 Kelurahan Gayam mengantongi predikat kampung Ramli (ramah lingkungan).

Kepada peserta yang mengikuti pelatihan ini, Iskandar berharap agar warga dapat memanfaatkan dan mengaplikasikan ilmunya, untuk kelestarian dan kebersihan lingkungan, dengan memanfaatkan sampah organik.

Sementara itu Irwadi Ahmad Siregar Fungsional Pengawas DLHK Berau pada pembukaan pelatihan, memaparkan peran dan maggot dalam pengurangan sampah rumah tangga.

“Maggot bisa jadi solusi pengurangan sampah organik karena tak ada yang terbuang. sehingganya DLHK memberikan solusi dengan memberikan keterampilan membuat kompos dan maggot,” papar Suhardi.
Ia menjelaskan, sejak berbentuk telur lalat, maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh selama 25 hari sampai siap dipanen. Adapun siklus dari larva menjadi Maggot hingga menjadi pupa membutuhkan waktu 40 sampai 44 hari.

“Maggot merupakan larva serangga Black Soldier Flies atau BSF yang dapat mengubah material organik menjadi bio massanya. Lalat ini berbeda dari jenis lalat biasa, karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penyakit,” jelasnya.

Dengan konsumsi sampah organik oleh Maggot ini, 1 kilogram Maggot bisa memangkas 2 hingga 5 kilogram sampah organik setiap harinya. Jumlah ini bisa membantu pengurangan sampah organik di Tanjung Redeb secara signifikan.

“Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 1-3 kali dari bobot tubuhnya selama 24 jam. Bahkan, bisa sampai 5 kali bobot tubuhnya,” terangnya.

Setelah Maggot mati, bangkai Maggot bisa digunakan sebagai pakan ternak. Bahkan kepompong Maggot bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Sehingga tak menimbulkan sampah baru.

“Maggot yang sudah menjadi prepupa ataupun bangkai lalat BSF dapat digunakan sebagai pakan ternak karena kaya protein. Kepompongnya pun dapat dimanfaatkan menjadi pupuk,” kata dia.

DLHK Berau berharap banyak warga yang juga ikut membudidayakan Maggot demi mengurangi sampah organik di Kabupaten Berau.

Sementara itu untuk kompos , bermanfaat untuk tanaman , yakni meningkatkan kesuburan tanah,memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan kesibukan mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen seperti rasa, nilai gizi, dan jumlah panen. Kompos juga bermanfaat menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan serangan penyakit tanaman, meningkatkan retensi ketersediaan hara di di dalam tanah.

“Masyarakat dapat membuat kompos untuk kebutuhan tanaman ataupun untuk bisnis,” lanjut Irwadi.

Peserta di kelurahan Gayam yang mengikuti pelatihan terdiri dari ketua RT, anggota PKK, Karang Taruna, LSM dan masyarakat, pemateri dalam pelatihan pengolahan kompos di isi oleh Ibrahim pengelola rumah kompos Azzura dan Setyawan Dosen di Stiper Berau. (adv/dl/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *