Ubur Ubur Menghilang, Sementara Wisata Pulau Kakaban Ditutup

oleh -689 views
Destinasi wisata Pulau Kakaban.ist

MARATUA, DIMENSINEWS-
Marak menjadi perbincangan para pengunjung destinasi wisata pulau Kakaban, Kecamatan Maratua, kalau ubur ubur yang selama ini menjadi teman berenang, mendadak menghilang.
Menghilangnya ubur-ubur ramah tak bersengat yang menjadi ikon pulau Kakaban seluas 774,2 hektar itu, menjadikan kekecewaan dan keheranan bagi para wisatawan, terutama mereka yang sudah terbiasa berinteraksi dengan makhluk unik ini.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau langsung beraksi dan membentuk tim bersama DPUPR, DLHK, BKSDA Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), untuk mencari penyebab hilangnya ubur-ubur tidak menyengat di Danau Kakaban. Melalui Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir mengatakan untuk saat ini air Danau Kakaban sedang diuji di laboratorium di Samarinda. Adapun untuk uji cepat juga diperiksa di laboratorium yang ada di DLHK Kabupaten Berau.
“Kemarin, kami bersama tim mengambil sampel air dari danau untuk dianalisis di laboratorium. Kami juga membandingkan dengan sampel air dari pintu masuk baru yang sedang dibangun di Pulau Kakaban. Di pintu masuk baru ini, masih ada banyak ubur-ubur yang hidup dengan normal. Kami ingin mengetahui apakah ada perbedaan kualitas air antara kedua lokasi itu,” tuturnya.
Meski demikian, Samsiah juga menyebut kalau ada beberapa faktor yang diduga memengaruhi fenomena ini. “Salah satu faktornya adalah adanya bahan kimia yang masuk ke dalam danau, bisa jadi juga sun block yang digunakan oleh wisatawan dan penggunaan pin yang tidak diperbolehkan. Adanya dugaan bahan kimia bisa merusak keseimbangan ekosistem danau dan mengganggu kehidupan ubur-ubur dan ikan di sana. Bahkan, ada beberapa ikan yang ditemukan mati di danau,” ujar Samsiah Jumat (19/12/2023)
Faktor lainnya adalah kondisi cuaca yang ekstrem dan beubah-ubah curah hujan yang cukup tinggi atau panas akhir-akhir in yang menyebabkan suhu danau meningkat. Samsiah menjelaskan bahwa ubur-ubur tak bersengat hanya bisa bertahan hidup dalam suhu 31 derajat celcius. Jika suhu melebihi itu, ubur-ubur akan mengalami stres dan mencari tempat yang lebih sejuk.

Menyelam bersama ubur ubur

“Kami menduga bahwa ubur-ubur itu berpindah ke lokasi yang lebih dalam atau lebih dingin di danau. Mungkin mereka juga merasa tidak nyaman dengan banyaknya wisatawan yang datang, terutama saat libur panjang seperti sekarang ini,” katanya.
Samsiah menambahkan bahwa Pemerintah Daerah sedang memproses turunnya surat edaran dari Bupati Berau untuk Penutupan sementara danau Kakaban bagi para wisatawan. Langkah ini diambil untuk melindungi danau dari kerusakan lebih lanjut dan memberi kesempatan bagi ubur-ubur untuk pulih.
“Kami mohon maaf kepada para wisatawan yang sudah membeli paket wisata ke pulau Kakaban. Kami harap mereka bisa memaklumi situasi ini, karena ini adalah fenomena alam yang tidak bisa diprediksi. Kami berharap ubur-ubur tak menyengat bisa kembali muncul di Danau Kakaban yang menjadi daya tarik wisata unggulan Kabupaten Berau,” katanya.(hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *