TANJUNG REDEB,DIMENSINEWS-
Minat baca merupakan langkah awal untuk menciptakan budaya membaca, minat baca ibarat bibit yang jika ditanam pada lahan yang tepat akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca dan pada waktunya akan berbuah menjadi budaya baca. Sebagai bibit, minat baca harus ditanam dan dipelihara agar tumbuh dan membuahkan hasil baik dan unggul.
“Meningkatkan minat baca masyarakat, perlu kerjasama semua stakeholder atau pemangku kepemimpinan, bukan hanya wakil rakyat, tetapi semua mulai dari pemerintah daerah, pemerhati pendidikan, fihak sekolah baik itu guru, pustakawan, orang tua bagi anak anak atau masyarakat,” papar M.Ichsan Rapi sekretaris komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau.
Selaku wakil rakyat, daeng Icang panggilan akrabnya, menjelaskan sebagai baagian dari stakeholder menumbuhkan minat baca masyarakat, dirinya sudah merealisasikan melalui dana aspirasi dengan bantuan 30 unit gerobak buku yang diserahkan ke berbagai sekolah dan instansi. Juga kontainer baca yang sekarang ada di halaman kantor Dispusip Berau.
Icang yang juga Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Berau memaparkan bahwa minat baca dimulai sejak dini, yaitu pada anak anak. “ Era tekhnologi informasi sekarang ini anak anak lebih menyukai gadget daripada membuka buku. Oleh karena itu peran orang tua sangat krusial dengan mengarahkan memilih bahan bacaan yang tepat , agar dapat memberikan wawasan dan pengetahuan,” ungkap Icang yang pernah mendapatkan penghargaan Bidang Literasi Minat Baca dari Pemkab Berau tahun 2023 lalu
Selain orang tua, guru di sekolah mesti mengambil peran agar siswa di kelas lebih aktif dan berinisiatf mencari bahan bacaan. Meningkatkan minat baca, bisa pada inovasi bahan bacaan itu sendiri, kebanyakan perpustakaan menyediakan lebih bnayak literatur ilmiah dan text book, tanpa memperhitungkan gejala atau dinamika kekinian.
“Karena itu perpustakaan sebaiknya juga menyediakan buku bahan bacaan ilmiah yang dikemas dengan menarik namun tetap mengedepankan unsur fakta dan pengetahuan. Misal buku buku sejarah yang dibuat dalam bentuk komik,” bebernya.
Berkaitan dengan bacaan buku, dalam sebuah survey disebutkan bahwa minat kelompok umur 4-7 tahun menyukai bacaan berisi gambar lucu, umur 8-12 tahun menyukai pelajaran ilmiah dengan desain cerita dan gambar ilustrasi.
“Agar minat abaca masyarakat bisa terus berkembang dan meluas, diperlukan gerakan membaca di lingkungan pemerintah baik itu di kelurahan, kecamatan maupun kabupaten,” kata Icang yang juga ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Berau.
Icang yang juga Ketua IKA Unhas Berau menambahkan, untuk meningkatkan minat baca stakeholder mengelar even yang berkaitan dengan minat baca, seperti yang telah dilaksanakan Dispusip setiap tahun yakni lomba resensi buku, pelatihan mendongeng dan bercerita, serta even. (adv/dprd2024/hel)