Sri Kumalasari Minta Pemkab Temukan Solusi Atasi Stunting

oleh -556 views
Sri Kumalasari

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Angka stunting di Kabupaten Berau masih tinggi mencapai 21,6 persen. Jumlah itu pun melampaui standar WHO di bawah 20 persen.

Menanggapi permasalahan itu, Sri Kumalasari Anggota DPRD Berau menjelaskan selama ini memang stunting ini terus dibicarakan. Bahkan menjadi fokus karena sangat berdampak serius bagi pembangunan daerah di masa depan.

“Sehingga memang perlu ada solusi terbaik misalanya dengan memberi makanan tambahan, juga bantuan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu,” ungkapnya.

Disampaikannya, kesehatan menjadi prioritas karena sangat menentukan aktivitas dan ruang gerak masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Karena itu, penanganan stunting merupakan bagian dari agenda menyejahterakan masyarakat.

“Setiap manusia menginginkan agar memiliki tubuh yang sehat. Karena dengan tubuh yang sehat banyak hal bisa diperbuat, dan kesejahteraan dapat tercapai,” tegasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Lamlay Sarie menjelaskan penanganan stunting di Berau, secara khusus harus menyasar keluarga tidak mampu. Pasalnya, anak-anak tersebut paling beresiko.

“Anak-anak yang berisiko stunting berasal dari rumah tangga tidak mampu. Sehingga memang butuh bantuan sosial. OPD, mungkin Dinkes bisa bantu,” terangnya.

Sesuai data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau, lanjutnya, angka stunting di Kabupaten Berau pada tahun 2023 lalu masih mencapai 21,6 persen. Jumlah itu melebihi standar yang ditetapkan WHO di bawah 20 persen.

“Sehingga pencegahannya harus lebih dini agar tidak berdampak pada kualitas Indeks Pembangunan Manusia. Karena stunting itu intinya, anak-anak Indonesia badannya seperti SBY, otaknya seperti Habibie. Jadi, memang konsep pencegahannya lebih dini,” jelasnya.

Disampaikannya, standar penilaian stunting berbeda dengan gizi buruk. Kalau gizi buruk indikator penilaiannya berasal dari program gizi. Masing-masing program pun memiliki pengampuhnya.

“Stunting bukan gizi buruk. Ada standarnya. Kalau untuk stunting, patokan utama itu tinggi badan tambah juga berat badan. Tapi kalau stunting itu penampakan anak-anak itu tidak terlalu gizi buruk,” imbuhnya.

Ke depan, lanjutnya, pihaknya akan berupaya untuk menekan angka stunting di Berau dengan mencetuskan program-program yang bermanfaat, terutama yang bisa mengatasi permasalahan yang berasal dari rumah tangga tangga tidak mampu.

“Untuk masalah stunting, gizi buruk, ibu hamil, kita sudah punya anggarannya masing-masing. Dan kita berharap bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi,” tandasnya. (Adv/DPRD/Jo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.