Penanganan Stunting Sasar Rumah Tangga Tidak Mampu

oleh -66 views
Sri Juniarsih Mas

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Penaganan stunting berupa pemberian bantuan sosial (Bansos) akan diupayakan menyasar keluarga atau rumah tangga tidak mampu. Pasalnya, rumah tangga kurang mampu dinilai rentan terhadap stunting.

Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menjelaskan penanganan merupakan salah satu permasalahan di bidang kesehatan yang memang menjadi prioritas Pemkab Berau untuk diselesaikan, di samping kematian ibu dan bayi.

“Stunting menjadi masalah serius dan menjadi pekerjaan yang besar yang harus diselesaikan. Pemerintah sudah mencoba menekan itu setiap tahun agar makin berkurang,” ungkapnya.

Diakuinya, memang saat ini memang stunting di Berau masih tergolong tinggi. Namun, dalam upaya menekan lonjakan stunting, pemerintah tidak bekerja sendirian. Pemkab Berau selalu bekerja sama dengan berbagai pihak.

“Kita coba bangun kerja sama dengan bapak asuh anak stunting, pihak ketiga dan tentu masyarakat serta petugas kesehatan. Supaya sejak dini bagaimana caranya menekan masalah itu,” terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Lamlay Sarie menjelaskan penanganan stunting di Berau, secara khusus harus menyasar keluarga tidak mampu. Pasalnya, anak-anak tersebut paling beresiko.

“Anak-anak yang berisiko stunting berasal dari rumah tangga tidak mampu. Sehingga memang butuh bantuan sosial,” ungkapnya.

Sesuai data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau, lanjutnya, angka stunting di Kabupaten Berau pada tahun 2023 lalu masih mencapai 21,6 persen. Jumlah itu melebihi standar yang ditetapkan WHO di bawah 20 persen.

“Sehingga pencegahannya harus lebih dini agar tidak berdampak pada kualitas Indeks Pembangunan Manusia. Karena stunting itu intinya, anak-anak Indonesia badannya seperti SBY, otaknya seperti Habibie. Jadi, memang konsep pencegahannya lebih dini,” tegasnya.

Disampaikannya, standar penilaian stunting berbeda dengan gizi buruk. Kalau gizi buruk indikator penilaiannya berasal dari program gizi. Masing-masing program pun memiliki pengampuhnya.

“Stunting bukan gizi buruk. Ada standarnya. Kalau untuk stunting, patokan utama itu tinggi badan tambah juga berat badan. Tapi kalau stunting itu penampakan anak-anak itu tidak terlalu gizi buruk,” imbuhnya.

Ke depan, lanjutnya, pihaknya akan berupaya untuk menekan angka stunting di Berau dengan mencetuskan program-program yang bermanfaat, terutama yang bisa mengatasi permasalahan yang berasal dari rumah tangga tangga tidak mampu.

“Untuk masalah stunting, gizi buruk, ibu hamil, kita sudah punya anggarannya masing-masing. Dan kita berharap bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi,” tandasnya. (Adv/Pem/Jo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *