Ratna : Pemkab Jembatani Para Pencari Kerja Tekan Angka Pengangguran

oleh -85 views
Ratna Kalalembang

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS-  Anggota Komisi II DPRD Berau, Ratna Kalalembang turut menyoroti tingginya angka pengangguran di Kabupaten Berau, Ia berpandangan, ada beberapa faktor penyebab angka pengangguran semakin tinggi di Berau, yakni salah satunya, kurangnya perhatian dari pemerintah daerah untuk menjembatani para pencari kerja tersebut,” ucapnya Jumat (31/5/2024).

“Kami meminta pemerintah perlu merumuskan program yang berfokus untuk mengurai persoalan tersebut. Sehingga pada 2025 mendatang tidak ada keluhan terkait susahnya mencari kerja di Bumi Batiwakkal,” ungkapnya.

Disebutkan, permasalahan mencari kerja ini selalu di keluhkan, sehingganya  pemerintah harus cari solusi. Jadi di 2025 tidak ada lagi keluhan pengangguran masih banyak.

Lebih lanjut, ia menyarankan, pemerintah daerah sebaiknya menggandeng setiap perusahaan di Berau, untuk bekerjasama dan mempermudah perekrutan para pencari kerja.

“Seperti apa nanti mekanismenya tergantung dengan pemerintah bagaimana membangun kerjasama dengan pihak ketiga untuk membuka lapangan pekerjaan nantinya,” ujarnya.

Ia berharap, pemerintah daerah bisa lebih kritis dalam mengabil kebijakan untuk mengurai tingginya angka pengangguran di Berau.

“Apalagi setiap tahunnya bertambah, jadi pemerintah harus mencari solusi untuk mengakomodir para pencari kerja ke depan,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, Supriyanto menjelaskan, sebanyak 692 jiwa pengangguran pada tahun 2023 bertambah, hal tersebut disertai dengan peningkatan jumlah penduduk bekerja.

Berbeda dengan tahun 2022 jumlah pengangguran di Kabupaten Berau sebanyak 5.715 jiwa. Angka tersebut menurun bila dibanding tahun 2021 sebanyak 842 jiwa. “Tahun 2023 kembali meningkat dibanding tahun 2022,” ujarnya baru baru ini.

Selain itu, sepanjang tahun 2019 hingga tahun 2023 jumlah angkatan kerja meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Angkatan kerja menunjukkan jumlah penduduk yang masuk pada pasar kerja, pada tahun 2023 sebanyak 129.561 jiwa masuk dalam angkatan kerja dengan 91.044 jiwa laki-laki dan 38.517 jiwa perempuan.

Hal itu pun berpengaruh pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Sepanjang tahun 2019 hingga tahun 2023 TPT cukup berfluktuatif,  namun selama tiga tahun terakhir terjadi penurunan angka pengangguran. TPT tertinggi ada pada tahun 2021 sebesar 5,82 persen dan angka terendah di tahun 2023 sebesar 4,49 persen. “Kenaikan TPT di tahun 2021 juga dipengaruhi oleh pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Bahkan, nilai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami tren yang cukup fluktuatif. Pada tahun 2023 nilai TPAK naik sebesar 1,94 persen menjadi 66,91 persen. Nilai TPAK yang meningkat ini mengingikasikan bahwa perbandingan penduduk yang memasuki pasar kerja dengan penduduk usia kerja pada tahun 2021 dan tahun 2022 mengalami penurunan.

Penurunan nilai ini diindikasikan terjadi karena berbagai faktor yakni faktor demografi, sosial dan ekonomi. “Lima tahun terakhir, TPAK tertinggi pada tahun 2020 dengan nilai TPAK sebesar 67,40 persen,” katanya.

Selain itu, Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) menunjukkan bahwa dari 100 penduduk yang masuk pada angkatan kerja  ada 90 penduduk yang bekerja. Hal ini menunjukkan kenaikan nilai TKK pada tahun 2023 sebesar 0,7 persen menjad 95,05 persen. “Di lima tahun terakhir, nilai TKK tertinggi ada pada tahun 2023 yaitu sebesar 95,05 persen,” tutupnya.(adv/dprd2024/si)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *