Bupati Berau, Paparkan Blue Economy Berau di High Level Forum CTI-CFF 2024

oleh -96 views

MANADO DIMENSINEWS- – Dihadapan pakar lingkungan utusan dari berbagai negara, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, mempresentasi potensi bahari dan program pembangunan ekonomi biru yang telah dilaksanakan di Kabupaten Berau.

Orang nomor satu di Bumi Batiwakkal ini menjadi salah satu pembicara di ajang high level forum on Blue Natural Capital, Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) yang berlangsung di sekretariat CTI-CFF di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (8/6/2024).

Pertemuan yang diinisasi CTI-CFF bersama Blue Institute Seychelles, dalam rangkaian Coral Triangle Day 2024 ini, juga menghadirkan Sekretaris Jenderal ASEAN, Kementerian Perikanan dan Kelautan RI, Pj, Gubernur Kaltim, Akmal Malik, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, serta Wali Kota Manado, Pemkab Kaimana dan Wakatobi. Selain itu juga hadir utusan manajemen perbankan dunia dan perusahaan peduli lingkungan dari beberapa negara.

Dalam paparannya, Bupati Sri Juniarsih, menyampaikan komitmen Pemkab Berau dalam mewujudkan pembangunan ekonomi biru. Membangun sektor perikanan, kelautan dan pariwisata yang berkelanjutan.

Hal itu ditunjukkan dengan ditetapkan kawasan konservasi pesisir dan pulau pulau kecil dengan luas 285 ribu hektar lebih di Bumi Batiwakkal. Serta Memberikan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat di pesisir dan kepulauan untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan ekonomi secara berkelanjutan.

Dalam program ini, Sri Juniarsih menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Republik Seychelles guna mendorong dan mengoptimalkan program ekonomi biru di Kabupaten Berau, khususnya di Kepulauan Derawan dan Maratua. Termasuk dibentuknya tim percepatan pembangunan Maratua sejak beberapa tahun lalu dan hingga saat ini terus berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat Berau mewujudkan destination sustainable.

Pemkab Berau ditegaskannya berkomitmen untuk terus melaksanakan pembangunan yang ramah lingkungan, menggali potensi yang ada dengan melibatkan seluruh stakeholder. Termasuk mewujudkan pembangunan ekonomi biru untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau.

“Pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen kami dan kita semua, untuk

Mengelola lingkungan dengan baik demi kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Sri Juniarsih, secara khusus mengundang seluruh partisipan high level forum CTI-CFF untuk berkunjung ke Kabupaten Berau. Berwisata dan bahkan berinvestasi membangun Bumi Batiwakkal. “Tentu kami sangat terbuka untuk datang dan berkunjung ke daerah kami, berwisata menikmati keindahan alam di kawasan penyangga ibu kota Nusantara,” tandasnya.

Sementara itu Utusan Seychelles untuk  ASEAN dan juga Founder Blue Institute Seychelles, Nico Barito, mengatakan forum penting ini menjadi ajang membangun dan memperkuat kerjasama pembangunan kelautan berkelanjutan dengan mekanisme

Regional dan sub regional untuk melestarikan laut dan tetap melengkapi pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitarnya.

“Bagaimana membangun investasi dan juga meningkatkan ekonomi masyarakatnya,” ucapnya.

Turut mendampingi Bupati Berau, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Ilyas Natsir, Plt Kepala Dinas Perikanan Berau, Jaka Siswanta dan ketua tim percepatan pembangunan Maratua, Meiliana.

Untuk diketahui CTI-CFF adalah Inisiatif segitiga karang untuk terumbu karang, perikanan, dan ketahanan pangan,  CTI-CFF juga merupakan  kemitraan multilateral enam negara yang bekerja sama untuk melestarikan sumber daya laut dan pesisir yang luar biasa dengan mengatasi isu-isu penting seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan keanekaragaman hayati laut.

Ini merupakan kerja sama multilateral pertama yang berfokus pada ketahanan pangan melalui pengelolaan sumber daya alam laut yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim.

CTI-CFF dibentuk pada tahun 2009 dan beranggotakan pemerintah Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor-Leste (“CT6”) yang mewakili penjaga kawasan Segitiga Terumbu Karang. (adv/prokopim/hel)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *