TANJUNG REDEB,DIMENSINEWS- Prosesi Manguati Banua (diambil dari bahasa banua atau Berau) yang artinya mengobati kampung seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau Ilyas Nasir, bahwa baik itu yang berlangsung di Kecamatan Sambaliung maupun di Gunung Tabur, semua berdasarkan agama Islam.
“Yang menjadi agama kerajaan sejak dulu , tujuannya adalah mengamankan daerah dan kampung dari semua keburukan,” kata Ilyas dalam kata sambutannya di acara Manguati Banua pada Sabtu (14/9/2024) lalu di depan Keraton Sambaliung.
Kegiatan ini, sebut Ilyas terus dilaksanakan dalam rangka merawat dan melestarikan budaya turun temurun yang terus hidup dan berkembang.
“Budaya adalah perekat persatuan dan kesatuan diantara kita. Merangkul dan menyatukan. Oleh karena itu kita berkewajiban menjaga dan melestarikan budaya dan adat istiadat yang ada di Kabupaten Berau , salah satunya yakni Manguati Banua ini,” kata Ilyas di hadapan Sultan Sambaliung, Bupati, Wabup dan undangan lainya.
Ilyas juga menhimbau agar saling menghargai, saling menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya yang dimiliki agat masyarakat dapat hidup dengan aman dan tenang , harmonis dan bahagia.
Sementara itu, Bupati Berau menyatakan kalau Manguati Banua dikerjakan sejak jaman dulu kerajaan di Berau.
“Yang mana Raja raja jaman dulu menolak penyakit masuk dalam suatu kampung dengan Manguati Banua. Setelah Islam masuk, ritual Manguati Banua diubah dengan doa dan syariat Islam,” pungkasnya. (adv/pem24/hel)
Kadis Pariwisata Ilyas Nasir : Manguati Banua Bersifat Merangkul Kebaikan dan Menolak Keburukan
