Disbudpar Dorong ASITA Jadi Motor Penggerak Utama Promosi Global

oleh -605 views
WELCOME Dinner (pertemuan dan makan malam) sekaligus bazar UMKM di SM Tower dalam Kaltim Travel Fair 2025, Rabu (3/12/2025). foto dok ASITA Berau

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Kabupaten Berau memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan industri perjalanan wisata menyusul suksesnya penyelenggaraan Kaltim Travel Fair (KTF) III di Kabupaten Berau baru-baru ini. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau menegaskan posisi ASITA (Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies) sebagai mitra kunci dalam strategi pemasaran, pengembangan produk, dan peningkatan kualitas layanan pariwisata Berau.

KTF III yang digelar oleh DPC dan DPD ASITA Kalimantan Timur bersama ASITA Kabupaten Berau berhasil menarik perhatian nasional dengan kehadiran sekitar 50 pengurus ASITA se-Indonesia. Kegiatan ini merupakan momentum penting untuk mempromosikan destinasi unggulan Berau, seperti obyek wisata Derawan dan sekitarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau Ilyas Natsir, menyatakan bahwa pihaknya secara konsisten melibatkan ASITA dalam setiap tahapan penyusunan strategi pariwisata.

“Disbudpar Berau memposisikan ASITA sebagai mitra pariwisata. Dalam setiap FGD, Rapat Koordinasi, dan kegiatan pariwisata, ASITA selalu kami libatkan,” ujar Kadisbudpar.

Keterlibatan ini memastikan bahwa strategi pemasaran dan pengembangan produk pariwisata, khususnya paket wisata Derawan, disusun berdasarkan perspektif dan kebutuhan pelaku industri perjalanan yang berhadapan langsung dengan pasar.

KTF III Bukti Kontribusi Nyata Peningkatan Profesionalisme

Salah satu kontribusi nyata ASITA Berau dalam peningkatan kualitas layanan adalah partisipasi aktif dalam kegiatan regional. Penyelenggaraan KTF III di Berau, yang didalamnya terdapat sesi table top (Buyer Seller), menjadi platform penting bagi anggota ASITA untuk menawarkan paket wisata Berau secara profesional kepada para buyer dari seluruh Indonesia.

“ASITA Berau mengikutsertakan anggota dalam kegiatan tahunan Kaltim Travel Fair, dan pada tahun ini Kabupaten Berau menjadi tuan rumah KTF III,” tambah Kadisbudpar.

Meskipun sinergi telah berjalan baik, Disbudpar mengakui adanya sejumlah tantangan yang perlu diatasi, terutama terkait peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata.

“Masih perlu peningkatan kapasitas SDM pariwisata baik berupa Pelatihan, Bimtek maupun sertifikasi bagi anggota ASITA,” kata Kadisbudpar. Selain itu, masalah belum terkonektivitasnya paket wisata dari satu destinasi ke destinasi lainnya juga menjadi pekerjaan rumah.

Tantangan struktural lainnya adalah belum terbentuknya Forum Industri Pariwisata di mana ASITA diharapkan menjadi motor penggerak utama.

Ke depan, Disbudpar memiliki harapan besar agar ASITA dapat menjadi perpanjangan tangan pemerintah di level industri untuk promosi di event nasional maupun pameran internasional. Hal ini penting untuk memastikan paket yang ditawarkan kepada buyer sesuai standar dan mencerminkan citra Berau sebagai destinasi berkelas.

Terkait isu regulasi, Disbudpar melihat adanya kebutuhan mendesak untuk membentuk regulasi daerah yang lebih kuat.

“Perlunya regulasi daerah yang lebih kuat, bukan untuk membatasi ASITA, tetapi justru untuk memberikan kepastian dan standar yang jelas bagi biro perjalanan,” tegas Kadisbudpar.

Regulasi ini dianggap penting untuk mengatur praktik bisnis yang sehat, menjaga kualitas layanan, serta memastikan hanya agen legal dan berkompeten yang beroperasi di Berau. Namun, saat ini regulasi tersebut belum terbentuk dan memerlukan pertemuan serta kesepakatan bersama antara Disbudpar dan pihak ASITA.

(adv/kom25/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.