Baturunan Parawu di Gunung Tabur Simbol Pererat Tali Kebersamaan

oleh -12 views
Sebelum prosesiadat baturunan Parau dilaksankan. undangan dan masyarakat berkumpul di depan Museum dan Keraton Gunung Tabur foto Rahmi dimensinews.id
Sebelum prosesiadat baturunan Parau dilaksankan. undangan dan masyarakat berkumpul di depan Museum dan Keraton Gunung Tabur foto Rahmi dimensinews.id


TANJUNG REDEB DIMENSINEWS- Baturunan Parawu (menurunkan perahu) menjadi simbol mempererat tali kebersamaan masyarakat Kabupaten Berau sekaligus lomba perahu panjang akan digelar sekaligus memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Berau ke-71 dan Kota Tanjung Redeb ke-214 Senin (16/9/24) di halaman museum Batiwakkal Gunung Tabur
Turut hadir acara tradisi Baturunan Parau, Sekkab Muhammad said Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) ketua BPKLM, ketua forum RT, para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh wanita serta seluruh warga masyarakat gunung tabur.
Baturunan merupakan menurunkan perahu lomba, yang ada di samping museum , dan membaca doa oleh sesepuh agama Gunung Tabur. Kemudian, perahu yang beratnya lebih 300 kilo gram itu, diangkat beramai-ramai dengan satu komando, untuk kemudian diturunkan ke Sungai.
Perahu kayu dengan kelir kuning ini memiliki panjang 19 meter. Pada bagian lambung, perahu memiliki lebar 1 meter, dibangun dari bahan kayu meranti merah. Kapasitas perahu itu, mampu memuat 30 laki-laki dewasa. Ujung depan perahu berbentuk ukiran kepala naga tengah menganga. Sementara batang lehernya tertulis Pandji Kuning.
Sebelum prosesi menurunkan perahu, Sekkab Berau Muhammad Said dihadapan undangan dan masyarakat Gunung Tabur menyebutkan bahwa even Baturunan ini merupakan ajang silaturahmi, gorong royong yang insya allah akan memberikan dampak yang positif bagi kita bagi pemerintah Kabupaten Berau.
“Hal ini menandakan bahwa warga suku banua (Berau) mendambakan kehidupan yang damai tanpa perselisihan , “ ungkap Muhammad Said
Muhammad Said mengajak agar untuk melestarikan budaya menjaga persatuan dan kesatuan, kondusivitas seperti yang dicontohkan para pendahulu.
“Pemkab Berau juga berkomitmen untuk mendukung segala bentuk pelaksanaan dan pelestarian budaya daerah seperti Baturunan Parawu ini,” katanya.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Ilyas Nasir, dalam sambutannya menyebutkan tradisi baturunan parawu harus tetap dijaga dan dilestarikan, agar kehidupan masa kini dan seterusnya harmonis, saling mempercayai dan menghargai.(adv/pem24/rah/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *