TANJUNG REDEB,DIMENSINEWS- Kalau selama ini sampah organik sangat memiliki manfaat terhadap lingkungan, smeisal dijadikan pupuk kompos untuk tanaman, maka sampah anorganik justru sebaliknya.
Seperti yang diungkapkan Irwadi Ahmad Siregar Pengawas Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kenersihan (DLHK) Kabupaten Berau, sampah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik itu dari aktivitas domestik (rumah tangga) maupun industr. Sampah anorganik adalah limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengelolaan non-hayati.
“Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit terurai oleh bakteri.Ciri ciri sampah anorganik ini tidak mudah terurai oleh organisme, proses penguraiannya membutuhkan waktu yang lama, mudah didaur ulang, mengandung zat-zat berbahaya, tidak mengandung unsur karbon (C), memiliki rantai kimia yang panjang dan kompleks dan memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan,” papar Irwadibaru baru ini.
Disebutkan Irwadi, botol plastik bekas minuman sering kali dibuang setelah digunakan, padahal dapat didaur ulang menjadi barang baru. Kemudian kantong plastik. “Kantong plastik yang digunakan untuk belanja dapat mencemari lingkungan jika tidak dibuang dengan benar. Karena membutuhkan ratusan tahun untuk terurai,” katanya.
Adapula botol kaca, kaleng minuman, baterai bekas, pipa PVC, kemasan Styrofoam, perangkan elektronik yang telah rusak, kain sintetis dan kotak makan sekali pakai. Termasuk dalam sosialisasi bank sampah
“Kaleng minuman yang telah digunakan akan sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga memerlukan waktu yang lama untuk hancur. Selain itu, meskipun dapat didaur ulang kaleng minuman yang berakhir di pembuangan sampah dapat mencemari tanah dan air,” papar Irwadi.
Disebutkan seperti baterai bekas yang sudah tidak terpakai mengandung bahan kimia berbahaya dan harus dibuang secara aman agar tidak mencemari tanah dan air.Begitupula dengan kemasan styrofoam ringan dan praktis tetap saja sampah ini sulit terurai dan dapat mencemari lingkungan.Mengenia smapah anorganik ini, sebut Irwadi, kerap di paparkan nya dalam sosialisasi pemilihan sampah, oleh DLHK baik itu di Kecamatan, Kelurahan maupun sekolah sekolah.
“Termasuk sosialisasi bank sampah, dalam hal ini bank sampah sangat membantu sekali dalam pemilahan dan pendaur ulangan sampah sampah anorganik yang ada di sekeliling masyarakat kita,” katanya.
Diharapkan masyarakat memahami dan sadar akan lingkungan serta dapat memilah sampah, serta bisa menghemat dalam mengunakan produk sehari hari untuk meminimalisir produksi sampah. (adv/dl24/hel)