TBS Banyak Terjual Ke Kutim, Sutami Nilai Harga dan Jarak Pabrik Jadi Kendala

oleh -103 views

TANJUNG REDEB,DIMENSINEWS- Anggota Komisi II DPRD Berau, Sutami, menyoroti penurunan harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di wilayah Berau per Maret lalu.

Ia menyebut, selain karena harga yang tidak kompetitif, jarak pabrik pengolahan di Berau yang tergolong jauh juga menjadi kendala tersendiri bagi para petani.

Dalam rapat bersama Dinas Perkebunan dan hasil pemantauan lapangan, Sutami menjelaskan bahwa banyak petani sawit di pesisir lebih memilih menjual hasil panen mereka ke perusahaan di Kutai Timur (Kutim), seperti BHL dan PTH, karena harga yang ditawarkan lebih tinggi.

“Memang dari laporan lapangan, mereka membeli dengan harga lebih tinggi. Karena itu, petani kita banyak yang menjual ke sana,” ujarnya Jumat (26/4/2025).

Sutami menyesalkan lambannya perusahaan di Berau dalam menyesuaikan harga TBS berdasarkan ketetapan terbaru dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Ia menyebut bahwa saat harga naik, perusahaan di Berau cenderung lambat menyesuaikan, sementara saat harga turun, penurunan justru dilakukan dengan cepat.

“Kami minta Dinas Perkebunan tegas menegakkan aturan harga dari provinsi. Jangan sampai perusahaan di Berau seenaknya sendiri dan merugikan petani,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa disparitas harga di wilayah pesisir seperti Labalang bisa mencapai selisih Rp300–Rp400 per kilogram dibanding daerah lain. Hal ini tentu berdampak terhadap keberlangsungan industri perkebunan lokal dan pencapaian target produksi daerah.

Sutami juga mencurigai adanya oknum yang bermain dalam lambannya penyesuaian harga di tingkat perusahaan.

“Kami belum bisa pastikan apakah ada keterlibatan dari pihak dinas atau oknum perusahaan. Tapi ini harus diusut. Karena jika dibiarkan, petani yang akan terus dirugikan,” ungkapnya.

Sebagai tindak lanjut, Komisi II DPRD Berau berencana turun langsung ke lapangan serta memanggil sejumlah perusahaan untuk mencari solusi konkret dan memastikan harga sawit yang adil bagi petani.

“Negara harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri di tengah kondisi ekonomi yang berat seperti sekarang,” pungkasnya.(adv/dprd25/si)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.