DLHK Berau Gelar Pelatihan Pembuatan Kompos dan Budidaya Maggot Pada 10 Kelurahan

oleh -971 views
Maggot larva serangga Black Soldier Flie (BSF), bisa buat pakan ternak. (Ist)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –

Untuk mengurangi sampah organik ini, ada upaya yang bisa dilakukan masyarakat di Kabupaten Berau, di isni Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan mengelar Pelatihan Pembuatan Kompos dan Budidaya Maggot pada 10 Kelurahan di Kecamatan Tanjung Redeb .

Hal ini diungkapkan Suhardi Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Sampah B3 DLHK (KPSLB3) DLHK Berau Jumat (14/11/2023) yakni membuat kompos dan melakukan budidaya hewan larva atau serangga Maggot.

Maggot bisa jadi solusi pengurangan sampah organik karena tak ada yang terbuang. sehingganya DLHK memberikan solusi dengan memberikan keterampilan membuat kompos dan maggot.

Ia menjelaskan, sejak berbentuk telur lalat, maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh selama 25 hari sampai siap dipanen. Adapun siklus dari larva menjadi Maggot hingga menjadi pupa membutuhkan waktu 40 sampai 44 hari.

“Maggot merupakan larva serangga Black Soldier Flies atau BSF yang dapat mengubah material organik menjadi bio massanya. Lalat ini berbeda dari jenis lalat biasa, karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penyakit,” jelasnya.

Dengan konsumsi sampah organik oleh Maggot ini, 1 kilogram Maggot bisa memangkas 2 hingga 5 kilogram sampah organik setiap harinya. Jumlah ini bisa membantu pengurangan sampah organik di Tanjung Redeb secara signifikan.

“Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 1-3 kali dari bobot tubuhnya selama 24 jam. Bahkan, bisa sampai 5 kali bobot tubuhnya,” terangnya.

Setelah Maggot mati, bangkai Maggot bisa digunakan sebagai pakan ternak. Bahkan kepompong Maggot bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Sehingga tak menimbulkan sampah baru.

“Maggot yang sudah menjadi prepupa ataupun bangkai lalat BSF dapat digunakan sebagai pakan ternak karena kaya protein. Kepompongnya pun dapat dimanfaatkan menjadi pupuk,” kata dia.

DLHK Berau berharap banyak warga yang juga ikut membudidayakan Maggot demi mengurangi sampah organik di Kabupaten Berau.

Sementara itu untuk kompos , bermanfaat untuk tanaman , yakni meningkatkan kesuburan tanah,memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan kesibukan mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen seperti rasa, nilai gizi, dan jumlah panen. Kompos juga bermanfaat menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan serangan penyakit tanaman, meningkatkan retensi/ketersediaan hara di di dalam tanah.

“Masyarakat dapat membuat kompos untuk kebutuhan tanaman ataupun untuk bisnis,” lanjut Suhardi.

DLHK akan memberikan pelatihan bagaimana cara membuat kompos, dan pelatihan pertama di gelar dilaksanakan di Kelurahan Karang Ambon , Senin (27/11/2023) dengan pemateri Ibrahim praktisi kompos , pengelola rumah kompos Azzura, dan praktisi maggot Setyawan dari Berau. (adv/dl/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.