Kendala Penyerahan Limbah B3 Kepada Pengumpul Harus Ada Kerja Sama yang Solid

oleh -340 views
Pengawas Lingkungan pada kantor DLHK Berau M Reza Pahlevi . dok dimensinews.id

TANJUNG REDEB,DIMENSINEWS- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau terus berupaya untuk menanggulangi potensi pencemaran air Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) baik di kota dan wilayah daerah pesisir selatan di Talisayan-Biduk Biduk dan sekitarnya.

Pengawas Lingkungan Hidup, DLHK Berau M Reza Pahlevi mengatakan sudah sosialisasi pencegahan limbah B3 kepada kelompok pertanian tanaman holtikultura dan perkebunan kelapa sawit agar memiliki pengelolaan yang baik sesuai prosedur berlaku.

“Biasa yang menjadi kendala para kelompok perusahaan pengelola limbah B3 itu pada saat menyerahkan kepada pengumpul. Karena biaya cost operasional limbah B3 itu. Begitu diserahkan kepada pengumpul. Maka penghasil membayar kepada pengumpul,” ucapnya Senin (2/12/2024).

Alhasil untuk menjawab persoalan proses penanganan Limbah B3 tersebut, DLHK Berau sambung dia sudah melakukan sosialisasi untuk mengurangi biaya operasional agar ada kerja sama antar penghasil.

“Jangan hanya satu orang menyerahkan. Maka biaya operasionalnya mahal. Maka tunggu banyak dulu baru bisa panggil sekumpul. Kedua masukkan dalam biaya operasional. Misalkan pergantian oli Rp 10 ribu tapi digantikan menjadi Rp 100 ribu dijadikan untuk ongkos operasional pengangkutan limbah B3,” ujarnya.

Strategi ketiga menurutnya adalah Limbah B3 belum tentu menjadi limbah kegiatan lain masyarakat yang berada di daerah pantai pesisir selatan Berau.

“Contoh kotoran ayam kan menjadi limbah kepada peternak ayam. Tetapi kalau kita serahkan kotoran ayam itu kepada kegiatan pengusaha pupuk akan menghasilkan pupuk berkualitas,” ungkapnya.

Meski Limbah B3 tidak dapat di daur ulang, menurutnya DLHK kini bersama jajarannya akan terus sosialisasi dari perusahaan ke perusahaan dan organisasi masyarakat untuk mencarikan solusi atasi pencemaran lingkungan.

“Tetapi limbah B3 itu tidak boleh di daur ulang. Tapi intinya kami akan mencarikan solusi agar tidak mencemari lingkungan,” pungkasnya. (adv/dl24/si)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.