Berau Darurat Banjir dan Longsor, Warga Diminta Waspada

oleh -304 views
Masyadi Muhdi Kepala BPBD Kabupaten Berau. foto Toni Arman dimensinews.id

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS —Kabupaten Berau dalam beberapa pekan terakhir dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor. Peningkatan debit air di hulu Sungai Segah dan Kelay memicu banjir besar, sementara curah hujan yang tinggi menyebabkan longsor di sejumlah titik.

Kepala BPBD Kabupaten Berau, Masyhadi Muhdi,Selasa (6/4/2025) menyampaikan bahwa hingga saat ini 17 kampung di empat kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Sambaliung, Kelay, Teluk Bayur, dan Segah. Selain itu, Kecamatan Gunung Tabur juga melaporkan beberapa titik longsor.

“Kami memerlukan informasi akurat dari para camat dan BMKG agar langkah penanganan bisa segera diambil. Ini menyangkut keselamatan banyak warga,” tegas Masyhadi.

Ia juga menyebutkan bahwa bencana yang dihadapi Berau kini sangat kompleks. Selain banjir dan longsor, dilaporkan pula kejadian gempa bumi, penampakan buaya, hingga orang hilang. Menurutnya, hal ini merupakan sinyal bahwa berbagai bencana telah mengganggu aktivitas masyarakat dan perlu penanganan lintas sektor.

“Kebijakan terkait bencana adalah urusan bersama. Semua pihak diharapkan saling berbagi informasi agar penanganan bisa cepat dan tepat,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Berau,Gamalis, menyoroti bahwa dalam tiga bulan terakhir, curah hujan di wilayah Berau, terutama di hulu Sungai Segah dan Kelay, tergolong ekstrem. Akibatnya, banjir besar terjadi dua kali di wilayah tersebut, dengan ketinggian air melebihi batas normal.

“Banjir kali ini sangat mengkhawatirkan karena level air yang tinggi juga menyebabkan longsor di beberapa titik,” ujar Gamalis.

Ia menegaskan bahwa penanganan bencana tidak bisa dilakukan secara sektoral. Diperlukan kolaborasi antara BPBD dengan seluruh instansi teknis, relawan, dan masyarakat.

“Bencana ini adalah urusan kita bersama. Tidak mungkin BPBD bekerja sendiri. Seluruh dinas harus turun tangan agar dampak bencana dapat ditekan,” imbuhnya.

Gamalis juga mengajak seluruh peserta rapat untuk merumuskan langkah-langkah konkret menghadapi cuaca ekstrem, termasuk evaluasi cara manusia memperlakukan alam.

“Mari kita rumuskan apa yang harus kita lakukan ke depan, agar masyarakat di wilayah rawan bisa hidup lebih tenang dan merasa terlindungi,” pungkasnya.(ton/eff)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.