SINANG Burakat Banua, sebuah organisasi masyarakat yang aktif di bidang seni, budaya, dan teater di Kabupaten Berau, akan segera menampilkan film berjudul “Pajjat”. Film ini menceritakan tentang cerita rakyat yang bernuansa mistis dan telah menjadi legenda di Kabupaten Berau.
Sutradara sekaligus kameramen film “Pajjat”,Yayan Kulimpappat, menjelaskan kepada Dimensinews.id bahwa film tentang sebuah mantera yang disebut “Pajjat”. Mantera “Pajjat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk tujuan pelet dan awet muda,” ungkap Yayan.
Dalam film ini, digambarkan bahwa di sebuah kampung, seorang ibu rumah tangga yang mengunakan mantera Pajjat dengan tujuan agar awet muda. Dia menganggu ibu hamil, bayi yang akan lahir ataupun telah lahir. Dalam prosesi pernikahan tampillah seni dan budaya lokal, seperti budaya mandi-mandi, upacara pernikahan, dan seni tari Jappin.
Yayan menambahkan bahwa film ini juga menampilkan bulir-bulir cinta antara pemeran utama dan pendukung yang merupakan warga Berau, seperti sosok Sabariah pemeran utama yang mendalami ritual Pajjat, ada Agus Zuhriansyah penyanyi Berau, lalu ada Eva Rolyda, Sri Damayanti dan Sri Wahyuni. “Kami ingin menunjukkan bahwa cinta dan kebudayaan dapat bersatu dalam sebuah film,” kata Yayan.
Film “Pajjat” mengambil lokasi syuting di ibukota Tanjung Redeb, Kampung Batubatu, dan Kampung Rantau Panjang. Warga kedua kampung tersebut juga dilibatkan sebagai pemeran pendukung film. Selama syuting, warga kampung sangat antusias dan menunggu film ini untuk tayang.
Kepala Kampung Batubatu dan Rantau Panjang juga sangat mendukung film ini karena kearifan lokalnya. Bahasa yang digunakan dalam film ini adalah bahasa Banua, yaitu bahasa Urang Barrau.
Yayan berharap bahwa film berdurasi 120 menit ini dapat menjadi sarana efektif untuk mempromosikan kekayaan budaya daerah dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan seni dan budaya. “Mudah-mudahan kebudayaan kita terangkat dan tidak tenggelam,” kata Yayan.
Dengan film “Pajjat”, Yayan berharap dapat menginspirasi masyarakat Berau untuk lebih mencintai dan melestarikan seni dan budaya lokal. Sebelumnya, Yayan telah memproduksi dan menyutradarai beberapa film lokal Berau, seperti “Mallur Sakura”, “Sakaw”, “Surat Kaleng Untuk Tuhan”, “Sandru”, dan “Kain Kaci”.
Helda Mildiana