TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kabupaten Berau diwarnai seruan kuat untuk mengurangi sampah plastik dan mengubah pola konsumsi menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Berau, Mustakim Suharjana, menegaskan bahwa sampah plastik adalah ancaman nyata bagi ekosistem dan kesehatan manusia, termasuk di Bumi Batiwakkal.
Dalam kegiatan yang digelar di Hotel Mercure, Jalan Murjani II, Tanjung Redeb, pada Senin (28/7/2025), Mustakim mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak lagi menganggap urusan sampah sebagai tanggung jawab pemerintah semata. Ia menekankan pentingnya partisipasi kolektif dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan membiasakan pemilahan sampah sejak dari rumah.
“TPA bukan tempat pembuangan semua jenis sampah, tapi tempat pemrosesan akhir. Sampah idealnya selesai di tingkat rumah tangga, RT, kelurahan dan kampung,” tegas Mustakim. Ia juga mengajak masyarakat menyimpan sampah anorganik bernilai ekonomis untuk dijual ke bank sampah, bahkan hasilnya bisa menjadi tabungan akhirat jika diinfakkan ke masjid atau pesantren.
DLHK Berau memanfaatkan momentum Hari Lingkungan Hidup dengan menggelar rangkaian kegiatan yang edukatif dan partisipatif. Mulai dari aksi bersih sungai dan tepian, lomba kebersihan antar-RT di lima kelurahan, lomba bank sampah terbaik, hingga kampanye edukasi pengurangan plastik melalui media sosial, hiburan, dan penanaman pohon.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Forkopimda, anggota DPRD Berau, kepala OPD, perwakilan Kesultanan Sambaliung dan Gunung Tabur, serta camat dari seluruh wilayah Kabupaten Berau.
Sebagai langkah nyata, DLHK juga terus mendorong pelibatan sektor jasa makanan, retail, dan pasar rakyat dalam upaya pengurangan sampah. Selain itu, pengembangan TPS 3R, pembangunan TPST, serta penataan TPA dengan metode controlled landfill juga terus dilaksanakan.
Mustakim juga memperkenalkan teknologi baru berupa insinerator ramah energi yang telah dipasang di TPST Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan. Insinerator ini mampu membakar hingga 1 ton sampah per hari tanpa menggunakan BBM maupun listrik, cukup dengan memanfaatkan energi dari sampah itu sendiri. Abu pembakarannya bahkan dapat digunakan sebagai bahan bangunan seperti batako atau vakum.
“Produk ini sangat cocok untuk skala kelurahan atau kampung. Kami berharap alat ini menjadi salah satu solusi konkret dalam mengurangi beban sampah plastik di Berau,” ujarnya.
Mustakim optimis, dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, Kabupaten Berau dapat mewujudkan cita-cita sebagai daerah yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.
(ton/esf)