Safrudin Ithur Perkaya Literatur Lokal dan Perkenalkan Budaya Daerah Berau

oleh -18 views
Safrudin Ithur (kiri) Safrudin Ithur sedang membacakan puisi pada Pertemuan Borneo Kalimantan 2025

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS- Dikalangan pecinta seni dan budaya Kabupaten Berau Kalimantan Timur, sosok Saprudin Ithur sangat dikenal. Sejak awal tahun 1080-an, lelaki murah senyum ini tekun mencatat dan menuliskan kembali cerita cerita rakyat yang sebelumnya diwariskan secara lisan, agar tidak lekang oleh waktu.

Saprudin juga dikenal dikalangan pemerintahan, karirnya berawal sebagai guru pada 1981, hingga menjabat sebagai kepala sekolah di Tanjung Prepat. Hingga jalur birokrasi kebudayaan. Akhirnya Saprudin menjabat sebagai Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hingga pensiun di tahun 2018.

Usai pensiun, lelaki ini makin ‘menjadi’ terus aktif berkiprah menulis buku cerita legenda di Kabupaten Berau. Hasil karya diantaranya, buku cerita Bangbal Menjadi Raja (2013), Meriam Pijitan (2015), Meriam Sumbing (2015), Legenda Danau Tebo (2015), Si Ayus Putra Rimba Raksasa (2017), Batu Ajaib Si Kuntum Taklamun (2018), Raja Alam Sultan Alimuddin Perang Melawan Belanda (2022), Syair Badiwa (2023), Misteri Gunung Beloyot (2024) yang dalam tiga bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Berau dan bahasa Inggris), Kisah Cinta Pangeran Berunai, Kannik Saludai (2024). Hal ini sebut Saprudin untuk memperkaya literature lokal dan memperkenalkan budaya daerah kepada generasi muda.

Di tahun 2024 lalu, bapak dari tiga orang anak dan tiga cucu ini, menulis buku cerita tentang Sungai, yang isinya tentang puisi yang dicetak oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Berau .
Selain legenda rakyat, Saprudin dikenal menulis puisi indah. Dua dari puisi indahnya ada yng berjudul “Elang dan Enggang”.

Elang
Elang itu terbang tinggi sayapnya
Terbuka lebar gagah nian menantang awan
Berputar mengelilingi pusara
Jambul dipermainkan angin
Matanya tajam mengawasi
Ekornya bergerak menyapa
Lihat ketajaman rasa
Menukik kencang menerkam mangsa
Biarlah elang gagah itu
Terus terbang bebas
Biarkan pula di bawah sana
Mangsanya berkeliaran bebas
Agar elang tetap gagah
Menukik menerkam mangsanya
(Tanjung Redeb,13 Juni 2025)

Seniman, Budayawan dan penulis ini memiliki harapan agar Pemerintah Kabupaten Berau memberi dukung penuh kepada semua kegiatan kebudayaan di daerah ini.
“Terutama kegiatan kebudayaan suku asli Berau ,Pesisir dan pulau suku Bajau, wilayah tengah suku Barrau, dan wilayah pedalaman suku Dayak. Perhatian dan dukungan tersebut Pemerintah harus hadir disetiap event kebudayaan, “ ungkap Safrudin.

Selain Pemerintah, masyarakat juga turut serta memberikan bantuan dan motivasi, menyebarluaskan melalui media sosial yang kredibel bersama konten-konten kreator yang sudah memiliki jutaan pengikut.
“Untuk kesenian Gen Z juga sama dibutuhkan perhatian dan pendampingan oleh semua pemangku kepentingan, agar mereka tidak merasa dibiarkan. Untuk di ketahui juga prestasi berkesenian anak muda di 5 tahun terakhir juga luarbiasa,” ungkap Safrudin.

Dengan kegiatan berkesenian, menurut Safruddin generasi muda terhindar dari kenakalan remaja, minuman keras dan narkoba.

(helda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.