Gamalis : “Perikanan Adalah Masa Depan,” Ungkap Tiga Tantangan Besar Laut Derawan dan Maratua

oleh -23 views
Wakil Bupati Berau Gamalis

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS- Kekayaan bahari Berau, yang membentang dari Derawan, Maratua, hingga Biduk-Biduk, disebut sebagai masa depan daerah. Namun, potensi emas ini menghadapi tantangan serius yang perlu disikapi segera.

Wakil Bupati Berau, Gamalis, menegaskan bahwa masa depan Berau sangat bergantung pada sektor perikanan yang harus dikelola secara bijak dan bertanggung jawab.

“Perikanan adalah masa depan Berau. Kita dianugerahi laut yang luas dan kaya. Tetapi kalau tidak kita kelola secara cerdas dan bertanggung jawab, potensi itu bisa hilang begitu saja,” ujar Gamalis pada Rabu (15/10/2025) kemarin.

Saat ini, lebih dari 1.200 nelayan aktif di Berau masih berjuang menghadapi kendala yang membatasi nilai ekonomi hasil laut mereka. Gamalis menyoroti tiga tantangan utama yang harus diatasi Pemkab Berau, yakni

1. Keterbatasan Sarana dan Prasarana Modern
Mayoritas nelayan Berau masih mengandalkan perahu kecil dan alat tangkap tradisional.
“Banyak nelayan kita yang masih kesulitan mendapatkan peralatan modern, pendingin hasil tangkapan, hingga akses pasar di luar daerah,” terang Gamalis. Kondisi ini menyebabkan hasil tangkapan hanya mampu memenuhi pasar lokal, sementara nelayan tertekan oleh fluktuasi harga ikan dan kenaikan biaya operasional.

2. Ancaman Penangkapan Ilegal dan Perusak Ekosistem
Ancaman terhadap keberlanjutan laut Berau datang dari praktik penangkapan ikan ilegal, termasuk penggunaan bom dan racun yang secara masif merusak terumbu karang dan habitat laut.
Gamalis menegaskan Pemda akan memperketat pengawasan bersama aparat terkait. Namun, ia menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat. “Nelayan harus paham bahwa kelestarian laut berarti kelangsungan hidup mereka sendiri,” tegasnya.

3. Strategi Penguatan Ekonomi Nelayan: Industri Lokal dan Ekowisata
Menghadapi tantangan ini, Pemkab Berau menyiapkan langkah strategis untuk meningkatkan nilai jual hasil tangkapan nelayan.

Langkah pertama adalah mendorong tumbuhnya industri pengolahan hasil laut di tingkat lokal. Pemerintah ingin nelayan tidak hanya menjadi penangkap, tetapi juga bagian dari rantai ekonomi yang lebih besar melalui pengembangan pengalengan, fillet, hingga produk olahan lainnya.

Langkah kedua adalah melirik ekowisata bahari berbasis perikanan tradisional. Konsep ini diharapkan tidak hanya menonjolkan keindahan panorama laut, tetapi juga mengangkat kearifan lokal budaya bahari Berau, sekaligus menambah pendapatan masyarakat.

Gamalis menutup pernyataannya dengan ajakan kolektif. “Laut adalah kehidupan. Kalau kita jaga bersama, manfaatnya akan kembali untuk anak cucu kita nanti,” pungkasnya, menekankan bahwa pengembangan sektor perikanan membutuhkan peran aktif dari pelaku usaha, akademisi, hingga seluruh masyarakat.

(adv/pem25*/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.