Harmoni Budaya di Karrap Fest 2025: Bukti Kolaborasi Pentahelix Berau

oleh -88 views
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata, Ilyas Nasir

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Festival kebanggaan masyarakat Berau, Karrap Fest, siap kembali hadir lebih meriah pada 5 hingga 9 November 2025. Digelar di lokasi yang lebih representatif, Amphiteater dan Taman Sanggam Tanjung Redeb. Ajang ini bukan sekadar perayaan seni dan budaya, melainkan merupakan implementasi konkret dari Talanpekda (peta jalan pengembangan ekonomi kreatif daerah) Kabupaten Berau.

Karrap Fest edisi kedua ini secara tegas mengusung tema “Harmoni Budaya, Warisan dan Inovasi Masa Kini.” Tema ini sekaligus mencerminkan keberhasilan model kolaborasi Pentahelix yang menjadi fondasi pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) di Bumi Batiwakkal.

Karrap Fest: Wujud Nyata Kolaborasi Lima Unsur
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir, menjelaskan bahwa suksesnya Karrap Fest tidak lepas dari sinergi lima elemen kunci—Pentahelix—yang terlibat aktif dalam persiapan dan penyelenggaraan.

“Karrap Fest adalah manifestasi Talanpekda. Ia membuktikan bahwa potensi Ekraf Berau dapat dimaksimalkan melalui kolaborasi yang utuh antara lima unsur. Kami tidak bisa bekerja sendiri,” ujar Ilyas Natsir usai membuka Rakor Ekraf di Grand Parama, Selasa (28/10/2025).

1. Pemerintah Sebagai Regulator dan Fasilitator
Disbudpar Berau (sebagai Pemerintah) berperan sebagai inisiator dan fasilitator utama, dengan menetapkan festival ini sebagai program unggulan yang mendorong pertumbuhan Ekraf sekaligus promosi pariwisata daerah. Perubahan lokasi ke Taman Sanggam adalah langkah strategis pemerintah untuk menyediakan ruang yang lebih luas dan terbuka.

2. Pelaku Ekraf dan Komunitas sebagai Akselerator
Festival selama lima hari ini dirancang sebagai ruang hidup bagi pelaku ekonomi kreatif dan komunitas lokal. Mereka merupakan akselerator yang akan menyajikan beragam inovasi, mulai dari tari kreasi tradisional, musik akustik, pantomim, hingga penampilan band lokal. Puluhan UMKM yang menampilkan kriya, kuliner khas, dan busana etnik modern menjadi ujung tombak kreativitas lokal yang dipamerkan.

“Kami ingin Karrap Fest menjadi ruang hidup bagi karya anak muda Berau. Mereka bisa mengekspresikan ide, berinovasi, dan sekaligus memperkenalkan produk kreatif mereka ke publik,” tegas Ilyas.

3. Akademisi, Dunia Usaha, dan Media Turut Berperan
Ilyas menambahkan, persiapan Karrap Fest 2025 juga melibatkan, akademisi yang berperan sebagai konseptor yang memberikan masukan terkait kurasi seni dan inovasi, serta peningkatan kualitas SDM pelaku kreatif.

Dunia usaha, bertindak sebagai enabler (pendukung), baik melalui sponsorship maupun penyediaan akses pemasaran dan permodalan bagi UMKM yang terlibat.

Media, berfungsi sebagai expander yang meluaskan jangkauan promosi, memastikan informasi festival tersampaikan, dan membangun citra positif Berau sebagai destinasi ekraf.

Mengusung enam subsektor unggulan Ekraf (seni pertunjukan, kriya, kuliner, fashion lokal, musik, dan desain produk), Karrap Fest diharapkan mampu menjadi pintu masuk bagi pelaku kreatif lokal Berau untuk “naik kelas, lebih profesional, dan bisa bersaing di tingkat yang lebih luas.”
Nama “Karrap”—yang dalam bahasa Berau berarti “sering”—tetap menjadi simbol semangat keberlanjutan. Melalui model Pentahelix ini, Karrap Fest tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi menjadi gerakan bersama yang membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat Berau.

(adv/kom25/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.