Ikan Asap Tongkol Teluk Sulaiman Dipacu Lipat Gandakan Nilai Jual Produk Nelayan

oleh -56 views
SALAH satunya adalah kemasan yang menjadi kendala, kini usai pendampinan di evaluasi hasil produksi ikan asap. foto Dinas Perikanan Berau

BIDUK-BIDUK, DIMENSINEWS — Potensi laut Teluk Sulaiman, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, tidak saja dijual mentah. Melalui pendampingan intensif dari Dinas Perikanan (Disperik) Berau, pengolahan hasil laut—khususnya ikan asap—tengah dipacu menjadi motor penggerak ekonomi baru masyarakat pesisir. Strategi ini dianggap vital untuk melipatgandakan nilai jual produk dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Pengolahan ikan asap ini didorong karena produknya mampu memberikan nilai tambah (value added) yang signifikan dibandingkan menjual ikan segar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang harganya cenderung standar.

PROSES Pengasapan pengolahan ikan asap di Teluk Sulaiman. foto Dinas Perikanan

Inovasi Produk dan Harapan Nelayan
Ketua Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Pasir Putih Teluk Sulaiman, Rusdiana, yang memimpin kelompok pengolah ikan, menyambut baik pendampingan ini. Ia menyebut program ini memberikan harapan baru bagi nelayan dan istri-istri nelayan di kampung yang berpenduduk sekitar 1.600 jiwa ini.

“Dengan adanya pendampingan ini, kami tidak lagi bergantung pada harga pasar ikan mentah. Ikan yang diolah menjadi asap, apalagi dengan kemasan yang baik dan bersertifikat, harganya bisa naik,” ujar Rusdiana.

Ia menambahkan, produk ikan asap yang diolah warga sangat beragam, tidak terbatas pada tongkol. “Sebenarnya di Teluk Sulaiman, bukan hanya ikan tongkol yang dibuat menjadi ikan asap. Kami juga mengolah ikan pari dan ikan kembung,” jelasnya.

Rusdiana mengakui bahwa meski pelatihan dan hibah alat pernah diterima, kegiatan produksi sempat terkendala pada isu kemasan dan pemasaran. Namun, upaya pemasaran digital telah memberikan hasil positif. “Kami juga telah mencoba dengan pemasaran melalui media sosial, dan ternyata lumayan berdampak,” tambahnya.

Atas dasar evaluasi tersebut, BUMK berencana mengajukan bantuan permodalan kepada Pemerintah Kampung pada Anggaran 2026 untuk memantapkan produksi ikan asap di wilayah tersebut.

Strategi Ganda: Stabilitas dan Pemberdayaan
Program pendampingan yang digalakkan Disperik, yang mencakup pengadaan sarana vital seperti freezer dan vacuum sealer, memiliki peran ganda dalam peningkatan penghasilan:
1. Stabilitas Harga: Freezer memungkinkan nelayan mengolah dan menyimpan hasil tangkapan saat musim melimpah (over-supply). Ini mencegah jatuhnya harga ikan mentah dan memberikan fleksibilitas bagi BUMK untuk menjual saat harga stabil atau permintaan tinggi.
2. Penciptaan Lapangan Kerja: Usaha pengolahan ini didominasi oleh kelompok ibu-ibu nelayan, secara langsung membuka peluang usaha baru, mendiversifikasi sumber pendapatan, dan mengurangi ketergantungan hanya pada hasil tangkapan laut.

Kepala Bidang Penguatan dan Daya Saing Produk Perikanan, Dewi Rosita, optimis bahwa strategi pengolahan berbasis komunitas ini akan menjadikan sektor perikanan di Biduk-Biduk sebagai lokomotif ekonomi berkelanjutan.

“Target kami bukan hanya sertifikasi Halal dan PSAI (Produk Segar Asal Ikan), tetapi menjadikan Teluk Sulaiman sebagai sentra produk olahan perikanan khas Berau. Jika distribusi hingga Tanjung Redeb berhasil, dampaknya akan langsung terasa, yaitu peningkatan daya beli dan kualitas hidup nelayan,” tutup Dewi Rosita, menegaskan komitmen Disperik.

(adv/kom25/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.