Disbun dan Diskoperindag Berbagi Tugas, Tiga Kampung Ditetapkan Jadi Sentra Hilirisasi Kakao

oleh -51 views
Coklat Berau

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Pemerintah Kabupaten Berau menunjukkan keseriusan dalam mendorong hilirisasi komoditas kakao menjadi produk cokelat. Upaya ini ditandai dengan penetapan tiga wilayah potensial sebagai sentra pengolahan, melalui kolaborasi strategis antara Dinas Perkebunan (Disbun) dan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoprindag).

Kepala Disbun Berau, Lita Handini, pada Rabu (5/11/2025) menjelaskan, kedua dinas telah membagi tugas secara jelas untuk meringankan beban kerja dan menyesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi (topoksi) masing-masing.

“Dinas Perkebunan bertanggung jawab untuk kegiatan dari tanam hingga panen, sampai menjadi biji kering,” ucap Lita.
Sementara itu, setelah biji kering tersedia, proses pengolahan lebih lanjut akan sepenuhnya ditangani oleh Diskoprindag. Pembagian ini berbeda dari sebelumnya di mana Disbun juga turut membantu pengadaan alat pengolahan.

Tiga Wilayah Sentra Pengolahan Cokelat
Lita Handini menyebutkan tiga wilayah yang telah disepakati untuk pengembangan hilirisasi kakao:
1. Labanan Makarti: Di kampung ini, sudah berdiri pabrik pengolahan kakao, yaitu Kulanta.
2. Suaran: Kampung ini dipilih karena memiliki luasan kebun kakao paling luas di Berau, yakni mencapai 270 hektar. Diskoprindag juga tengah membangun pusat pengelolaan industri cokelat di Suaran.
3. Merasa: Kampung ini sedang dalam proses pengembangan hilirisasi dan diposisikan sebagai ikon Cokelat Berau.

Merasa Diarahkan Jadi “Kampung Cokelat”
Khusus untuk Kampung Merasa, Lita Handini menilai pengembangannya sangat strategis karena Merasa sudah dikenal luas oleh masyarakat sebagai ikon cokelat daerah.

“Kalau orang tahunya cokelat itu mana. Cokelat Merasa,” kata Lita, mengakui popularitas Merasa diharapkan menjadi modal besar untuk dijadikan produk unggulan atau “produk kampung cokelat Merasa”.

Saat ini, sedang diupayakan realisasi pembelian alat-alat pengolahan kakao untuk Merasa. Kepala Kampung Merasa bahkan telah diarahkan untuk melakukan penjajakan ke Jember terkait pembelian alat tersebut, yang rencananya akan menggunakan dana dari FCPF (Forest Carbon Partnership Facility).

Bupati Berau, lanjut Lita, berharap cokelat Berau dapat menjadi suvenir yang bisa disuguhkan kepada wisatawan yang datang ke Berau.
Meskipun di sektor hulu (produksi) masih menghadapi tantangan seperti terbatasnya produksi, Lita Handini optimis bahwa pengembangan hilirisasi ini justru dapat mendorong sektor hulu agar produksinya turut meningkat.

(adv/kom25/wnf/hel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.