DLHK Berau Sulap Sampah Dapur Jadi ‘Jagoan Bersih’: Warga Gunung Panjang Belajar Bikin Eco Enzyme

oleh -59 views
WARGA Gunung Panjang l mempraktekkan cara membuat eco engyme , dipandu oleh Rica Handayani. foto Helda Mildiana Dimensinews.id

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Sampah organik tak melulu berakhir di tempat kompos. Inovasi pengolahan limbah rumah tangga kini makin canggih. Hal ini dibuktikan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau yang mengajarkan warga Kelurahan Gunung Panjang cara membuat eco enzyme, cairan serbaguna ramah lingkungan.

Pelatihan bertajuk “Penyuluhan dan Pelatihan Pengelolaan Sampah dari Sumber” ini digelar pada Kamis (6/11/2025) di pendopo kelurahan, dihadiri oleh ketua RT, anggota Dasa Wisma, Karang Taruna, LPM, dan warga setempat.

Eco Enzyme: Cairan Ajaib dari Sisa Buah

Rica Handayani, pemateri yang mempraktikkan langsung pembuatan eco enzyme, menjelaskan bahwa cairan ini merupakan hasil fermentasi sisa-sisa bahan organik dapur, seperti kulit buah, yang dicampur dengan gula (gula merah/molase/gula tebu) dan air dengan takaran tertentu.

“Mengapa eco enzyme? Karena selain dibuat kompos, sampah organik dapur yang diolah menjadi cairan ini sangat bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Rica.

Proses fermentasi ini membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, melibatkan mikroorganisme yang menghasilkan enzim, asam asetat, dan alkohol. Hasilnya adalah cairan cokelat beraroma asam segar yang dikenal serbaguna, aman, dan ramah lingkungan.

Rica memperlihatkan bahan baku yang akan digunakan, seperti kulit buah naga, nanas, apel, dan pisang. “Fungsi utama eco enzyme adalah memanfaatkan enzim yang dihasilkan selama fermentasi untuk berbagai keperluan rumah tangga, pertanian, dan lingkungan,” tambahnya.

Beberapa manfaat utamanya meliputi:pembersih serbaguna: Pengganti sabun cuci piring, pembersih lantai, deterjen pakaian, dan pembersih kamar mandi.

Penghilang Bau: Efektif mengurangi bau di toilet, tempat sampah, dan saluran air.

Pengusir Serangga: Sebagai semprotan alami untuk mengusir nyamuk, kecoa, dan lalat.

Disinfektan Alami: Sifat asam asetatnya membantu membunuh bakteri.

Mengubah Limbah Menjadi Berkah

Sebelum praktik dimulai, Pengawas Lingkungan Hidup DLHK Berau, Carmidi, menekankan pentingnya pelatihan ini. Ia menyebutkan bahwa sampah rumah tangga adalah penyumbang timbulan terbesar di Berau, sehingga masyarakat wajib dibekali keterampilan memilah dan mengolah sampah secara mandiri.

“Kami ingin masyarakat tidak hanya tahu teorinya, tetapi juga bisa langsung menerapkannya di rumah. Dengan memilah dan mengolah sendiri, kita bisa mengubah ‘limbah’ menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat,” jelas Carmidi.

Secara fundamental, eco enzyme berperan besar dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan menekan emisi gas metana yang berbahaya bagi lingkungan.

Warga Minta Dukungan Nyata DLHK

Dalam sesi tanya jawab, Masbur, Sekretaris LPM Gunung Panjang, menanyakan rencana pembangunan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) yang dinilai mendesak. Carmidi menanggapi bahwa rencana tersebut akan dikoordinasikan, dan intinya, pembangunan TPST di Kelurahan Gunung Panjang akan diupayakan terlaksana.

Seorang ibu rumah tangga juga menyampaikan aspirasi agar DLHK tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga aktif terjun ke masyarakat dalam pendampingan kebersihan lingkungan. “Kalau kami yang menegur warga yang tidak menjaga kebersihan, seringnya tidak dihiraukan,” keluhnya, menunjukkan perlunya intervensi dari pihak pemerintah.

Acara yang dibuka oleh Lurah Gunung Panjang, Sabaruddin, ini diharapkan menjadi langkah awal bagi warga untuk benar-benar mengolah sampah organik dan mengurangi timbulan sampah di lingkungan mereka.

(adv/kom25/helda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.