Sekilas Tentang Ismail Mustaming :

oleh -962 views
Ismail M, (dua dari kiri ) bersama fraksi PKS , setelah pelantikan PAW. Foto Helda Mildiana

LELAKI itu telah dilantik menjadi seoranga wakil rakyat, pada Selasa (27/6/2023) lalu di kantor Parlemen Berau jalan Gatot Soebroto. Ismail M nama nya di akte kelahiran, namun sehari hari akrab dengan nama Ismail Mustaming.

Tidak asing bagi warga pesisir terutama Kampung Tanjung Batu , Pulau Derawan dan Tanjung Redeb. Ismail seorang pengusaha di bidang perikanan, membina nelayan dengan poal tangkap ramah lingkungan. Kalangan LSM dan aktivitas lingkungan cukup mengenal Ismail serta pengusaha di bidang perikanan.

Baru dilantik, dengan sisa jabatan setahun lebih ini, sebutnya berusaha untuk secepatnya beradabtasi dengan lingkungan. “Lebih dekat dengan teman teman yang berpengalaman di DPRD ini, ketua fraksi, ketua DPRD dan teman lainya,” ungkapnya kepada pers.

Soal dirinya yang dari zona pesisir (dapil 3) , kata Ismail tentu menampung aspirasi , kerjasama yang baik dan masyarakat, serta memaksimalkan reses.

Secara intern dari partai Keadilan Sejahtera (PKS) , Ismail sudah dibekali mengenai bagaimana menjadi wakil rakyat yang duduk di parlemen.

Dan sisa waktu setahun ini, tentu akan berusaha menyuarakan yang selama ini hanya disuarakan secara kelompok atau perorangan. Bagaimana berusaha di bidang perikanan kelautan namun tetap ramah terhadap lingkungan sehingga tidak merusak alam bawah laut.

“Tantangannya alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, bisa dihilangkan atau diminimalisir, dan tentu diperkuat dengan peraturan daerah,” katanya.

Sekilas mengenal sosok Ismail, lelaki kelahiran Ladahai, Kolaka Sulawesi Utara 20 November 1985 ini berkiprah semenjak tahun 2004 sebagai nelayan dan penampung ikan.

Kiprah di Bumi Batiwakkal, tepatnya di Tanjung Batu , Ismail juga membina nelayan yang menjual ikan kepadanya, dengan pola tangkap ramah lingkungan. Ismail menampung ikan tanpa bahan pengawet, ikan yang dikumpulkan.

Penampungan ikan milik Ismail letaknya 100 meter dari dermaga Tanjung Batu, nelayan binaan nya menyetorkan hasil tangkapan kemudian ditampung di UD Mutiara Jaya.

 

“Dari laut ikan ditangkap, nelayan membawa peti dengan es balok jadi langsung dimasukkan. Setelah dibawa ke penampungan ditutupi plastik kepalanya lalu ditimbun es dengan perbandingan 2:1. Dengan cara ini ikan akan tahan 15 hari,” ujarnya.

 

“Awalnya karena saya takut hukum. Dan saya juga ingin menyelamatkan alam, kelanjutan perikanan untuk anak cucu dan yang terpenting konsumsi sehat untuk masyarakat,” ujar Ismail

Ismail mengatakan, nelayan yang sudah bergabung dengan dirinya berjumlah lebih dari 100 orang. Para nelayan tersebut bisa membawa tangkapan ikan bisa mencapai 1 ton.

“Para nelayan sudah terlatih dan tahu mana ikan yang ditangkap dengan baik mana tidak. Karena mereka dibina soal alat tangkap, efek samping dan tujuan menjaga kelestarian bawah laut,” jelas Ismail.

Ismail mengatakan jenis-jenis ikan tangkapan beragam, dari Kakap, Kerapu Sunu, tenggiri dan kepiting.

Untuk kepiting, Ismail menegaskan kepada nelayan, agar kepiting yang bertelur, kembali dilepaskan ke laut, sesuai peraturan menteri Kelautan dan Perikanan kala itu, Menteri Susi Pujiastuti, bahkan hingga kini.

Sejak 2014 Ismail juga membantu para nelayannya dengan mengeluarkan kartu subsidi untuk para nelayannya. Namun, tidak semua nelayan mendapatkan kartu tersebut.

“Tujuan saya untuk membantu para nelayan. Kartu ini dibagikan bagi nelayan yang bekerja keras. Kartu ini dapat berguna untuk membeli keperluan para nelayan di toko yang saya sediakan di rumah,di Tanjung Batu,” Ismail.(adv/ helda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.