Sri Juniarsih Ajak Masyarakat Manfaatkan Biopori

oleh -16 views
MEMPERINGATI , Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Senin (28/7/2025), di Hotel Mercure, Jalan Murjani II, Tanjung Redeb, Bupati Berau ajak masyarakat manfaatkan lubang biopori untuk mengurangi sampah. foto Toni Arman Dimensinews.id

TANJUNG REDEB, DIMENSINEWS – Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak bersama mengurangi polusi plastik dan penumpukan sampah melalui langkah sederhana namun berdampak, yakni dengan memanfaatkan lubang biopori di lingkungan masing-masing. Hal itu disampaikannya saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Senin (28/7/2025), di Hotel Mercure, Jalan Murjani II, Tanjung Redeb.

Bupati menyoroti krisis sampah yang menjadi ancaman nyata bagi lingkungan, kesehatan manusia, dan masa depan generasi mendatang. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian LHK, jumlah timbunan sampah di Kabupaten Berau sepanjang tahun 2024 tercatat mencapai 54.568,41 ton. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 67,67 persen yang berhasil terkelola, sementara sisanya—lebih dari 32 persen—masih belum tertangani.

Kondisi ini diperparah oleh keterbatasan jumlah petugas kebersihan dan armada pengangkut sampah, yang menyebabkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mengalami kelebihan kapasitas.

“Untuk itu saya mengajak seluruh masyarakat Berau, mari mulai dari rumah kita masing-masing. Buat lubang biopori, pilah sampah organik untuk diolah menjadi kompos, agar tidak semua sampah berakhir di TPA. Sampah yang kita hasilkan, adalah tanggung jawab kita,” tegasnya.

Biopori, lanjutnya, bukan hanya solusi pengolahan sampah organik, tetapi juga menjadi cara sederhana membentuk kebiasaan memilah sampah sejak dari sumbernya. Selain mengurangi beban petugas kebersihan, hasil kompos dari biopori juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga atau pertanian keluarga.

Dalam kesempatan yang sama, Sri Juniarsih juga memberikan perhatian khusus kepada para pedagang kaki lima (PKL). Ia menegaskan bahwa para PKL wajib menjaga kebersihan lingkungan tempat mereka berjualan. Sampah dagangan yang berserakan, menurutnya, bukan hanya mencemari lingkungan, tapi juga merusak citra wisata di Kabupaten Berau.

“PKL yang tidak menjaga kebersihan, tidak boleh berjualan sampai tempatnya bersih. Ini harus menjadi kebijakan yang ditegakkan. Kita tidak bisa terus mengandalkan petugas kebersihan. Disiplin harus dimulai dari diri kita sendiri,” ujarnya.

Dengan semangat kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah, Sri Juniarsih optimis Berau bisa menjadi daerah yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan. Langkah kecil seperti biopori, jika dilakukan secara masif, akan membawa perubahan besar bagi bumi.

(adv/pem25/ton/esf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.