Ajakan Gabung ke Kaltara, Syarifatul: Berau Harus Untung, Kalau Rugi Jangan

oleh -642 views
Wakil I Ketua DPRD Berau, Syarifatul Sa'diah. (Istimewa)

TANJUNG REDEB.DIMENSINEWS –

Wakil I Ketua DPRD Berau, Syarifatul Sa’diah angkat bicara terkait ajakan Gubernur Kaltara agar Berau bergabung ke Kaltara.

Menurut Syarifatul, Pemkab Berau harus mempertimbangkan secara matang, apa saja keuntungan yang didapatkan ketika bergabung dan apa yang akan hilang ketika Berau gabung ke Kaltara.

“Secara geografis memang bagus ya, untuk gabung ke Kaltara, karena jaraknya dekat, hanya 2 jam dibanding ke Samarinda. Tapi ada hal lain juga yang dipertimbangkan, bahwa Berau ini sebagai apanya. Kalau Berau tidak difungsikan maksimal, akan rugi juga,” katanya.

Apalagi, Berau merupakan salah satu daerah penghasil batu bara terbesar di Kalimantan Timur bahkan Indonesia. Itu juga mendapat bagian dari Provinsi Kaltim, berupa dana bagi hasil (DBH).

Kemudian, jika nantinya bergabung dengan Kaltara, apa saja yang akan didapat ketika menjadi bagian dari Kaltara. Jangan sampai, DBH itu kita tidak dapat lagi.

“Jangan-jangan malah nanti kita (Berau) yang menyumbang,” jelasnya.

Ditambahkan Syarifatul, diperlukan kajian akademis dan kajian ilmiah lainnya, termasuk keuntungan dari segi ekonomi. Kalau untuk kulture, dia menilai sudah tidak ada masalah karena sudah cukup menyatu antara masyarakat Berau dan Kaltara.

“Tapi untuk kajian lain kan perlu dilakukan,” jelasnya.

Memang waktu itu, Berau salah satu bagian penting dalam terbentuknya Kaltara. Namun, saat itu Berau minta dijadikan ibu kota, tapi masyarakat Kaltara saat itu tidak mau.

Namun saat ini, meskipun ada pembahasan negosiasi terkait ibu kotanya ada di mana, hal itu dianggapnya kurang relevan lagi. Sebab, untuk penggabungannya tidak sesederhana itu.

“Apalagi soal mau dan tidak mau. Tapi kan ini juga ada kaitannya di pusat. Sementara pusat saja minta pemekaran di mana-mana. Kalau saya sih dipertimbangkan baik-baik saja dulu untung ruginya” tuturnya.

Yang jelas kata Sari, jika bergabung dengan Kaltara, Berau harus bisa untung jangan sampai rugi. Kalau Berau tidak jadi ibu kota, saya kira tidak perlu.

“Apalagi kita juga punya fasilitas bandara, penduduk juga banyak. Dan kalau dilihat dari segi keramaian dengan Kaltara, Berau masih ramai,” katanya.

Kaltara dulu, saat gabung Kaltim, APBDnya tinggi, yakni berkisar Rp 2 triliun lebih. Sekarang berkurang drastis APBDnya. Sekarang sudah menjadi Kaltara, dari informasi yang didapatnya APBD Kaltara hanya sekira Rp 800 miliar.

“Saya tidak mau seperti itu, apa yang mau dipake membangun kalau uang sudah habis untuk membayar gaji pegawai ASN. Jadi pertimbangkan baik-baik ajakan itu,” pungkasnya. (/Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.